Agum Gumelar: Prabowo Punya Sejarah Kelam
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Calon Presiden (Capres) Partai Gerindra Prabowo Subianto diminta untuk sadar diri untuk bertarung di Pilpres 2014. Pasalnya Prabowo memiliki sejarah yang kelam khususnya saat aktif di militer. "Saya tahu persis siapa dia. Karena bekas anak buah saya. Jangankan untuk menjadi presiden, untuk mencalonkan diri saja harusnya dia malu," kata Jenderal (Purn) TNI Agum Gumelar, berkisah mengenai sosok Prabowo Subianto.
Pernyataan Agum Gumelar ini pastilah memiliki alasan. Bagaimana seorang Prabowo yang merupakan calon presiden (Capres) dari Partai Gerindra memiliki nilai minus dimata Agum Gumelar, yang tak lain adalah bekas komandannya saat berdinas di Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
"Berawal pada kasus 98, sebuah kasus yang terjadi di jajaran kopassus penculikan beberapa aktifis terjadi. Pada kasus ini, Prabowo lah tersangkanya," kata Agum.
Kasus penculikan beberapa aktifis ini, lanjut mantan Menteri Perhubungan pada Kabinet Gotong Royong itu, mendapat reaksi cukup keras dari dunia internasional. Kerjasama Indonesia dengan beberapa negara-negara luar diputus.
"Pimpinan ABRI langsung melakukan penyelidikan kasus yang masuk katagori pelanggaran berat ini. Harusnya kasus ini ditangani Mahkamah Militer karena telah teridentitas. Tapi karena beberapa faktor akhirnya tidak ditangani Mahkamah Militer," terang Agum yang merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1969 itu.
Maka untuk melanjutkan pemeriksaan, petinggi ABRI membentuk Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang beranggotakan beberapa perwira berpangkat Letnan Jendral (Letjen). "DKP ini beranggotakan letjen-letjen. Ada saya, pak SBY saat itu dan lainnya," ungkapnya.
Dalam pemeriksaan itu, diungkapkannya, DKP menyimpulkan dalam bentuk rekomendasi panglima ABRI untuk memberhentikan Prabowo Subianto Djojohadikusumo yang saat itu berpangkat Letnan Jendral (Letjen).
Lebih lanjut ditegaskan mantan Menteri Perhubungan era Gusdur ini, apa yang dikatakannya bukan untuk menggiring pemilih untuk tidak memilih Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu. Tapi hanya mengingatkan, layak atau tidak layak seseorang dipilih sebagai presiden.
Diungkapkan Agum yang juga merupakan Umum DPP Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (PEPABRI), telah menyepakati salahsatu syarat seorang bakal calon pemimpin dari TNI atau Polri yakni, memiliki kepribadian yang baik, memiliki track record bagus, leadership telah teruji, serta memiliki latar belakang keluarga yang bagus.
"Silahkan mau pilih siapa, dari mana, silahkan. Inikan demokrasi. Tapi yang mengerti harus mengingatkan yang tidak mengerti, karena masa depan bangsa ini jadi taruhannya," tegas suami dari Linda Amelia Sari ini.
Reporter: bbn/net