Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan

Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Jangan Paksa Jokowi Maju Sebagai Capres
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Meski dalam berbagai survei elektabilitas dan popularitas Joko Widodo selalu berada diurutan teratas, namun pria yang akrab disapa Jokowi itu sebaiknya jangan dipaksakan untuk maju sebagai Capres pada tahun 2014. Peneliti dari Indonesian Research and Development Institute, Hasan Nasbi menilai saat ini masih banyak hal yang harus dipelajari Jokowi untuk menjadi presiden. Jokowi sebaiknya tetap memimpin Jakarta, untuk mengasah kualitas kepemimpinnnya.
"Lebih baik Jokowi tetap menjadi Gubernur DKI Jakarta, agar lebih matang lagi secara kualitas dan manajemen kepemimpinan," ujarnya dalam diskusi INILAH Demokrasi di Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan, Selasa (4/2/2014). Hasan melanjutkan, selama memimpin DKI Jakarta, Jokowi mengandalkan gaya kepemimpinan dengan pengawasan secara fisik atau yang dikenal dengan 'blusukan'. Tentunya tanpa adanya manajemen kepemimpinan yang baik dan matang, maka Jokowi tidak bisa mengandalkan blusukan saat menjadi presiden.
"Jadi memang banyak yang harus ditingkatkan oleh Jokowi. Dan di Jakarta, ia bisa memperdalam itu dan mematangkannya, sehingga menjadi lebih baik," katanya. Ia mengatakan, selain itu Jokowi sebenarnya mempunyai kesempatan bagus untuk membuktikan dirinya layak menjadi pemimpin bangsa, dari jabatannya sekarang. Sebab jika ia berhasil menjadi Gubernur DKI Jakarta, maka secara otomatis pada Pemilu 2019, tanpa ragu publik akan mendukungnya.
"Menurut saya memang terlalu cepat, jadi sebaiknya ia membuktikan diri dulu. Jika berhasil di 2019, jangankan mencalonkan diri sebagai Capres, dia mendirikan partai baru saja pasti banyak orang yang ikut," katanya. Hasan yang merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan Jokowi ke PDIP itu mengatakan, saat ini harapan besar masyarakat memang terletak pada Jokowi sebagai pemimpin masa depan.
Sehingga jika Jokowi dipaksakan maju dan ternyata terpilih sebagai presiden, dan bila akhirnya Jokowi pun gagal memimpin Indonesia, maka ketidak percayaan rakyat terhadap pemimpinnya makin besar. "Kalau harapan ini disia-siakan, tidak tahu lagi kondisi bangsa ini. Jokowi pemimpin yang terbaik, kalau gagal itu habis negara kita," ucapnya.
Ia mencontohkan dulu rakyat mengagumkan sosok pemimpin Soekarno, begitu juga almarhum Soeharto. Serta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun menjadi harapan publik kala itu. "SBY yang memiliki gaya sangat tertata, sekarang sudah hilang harapan itu. Nah, Jokowi low profile, birokrasi tanpa belit-belit. Tapi kalau dia (Jokowi) gagal juga, harus percaya siapa lagi," ujarnya.
"Kalau Pak Jokowi jadi presiden, kita tidak punya harapan apa-apa, lebih baik Pak Jokowi stay di Jakarta. Kalau presiden hancur, setidaknya Jakarta berhasil dipimpinnya. Tapi, kalau jadi presiden gagal, tidak ada harapan lagi," tandasnya.
Reporter: bbn/net
Berita Terpopuler
Bajang Karangasem Tewas Tertabrak Truk di Depan Depo Pertamina Antiga
Dibaca: 3057 Kali
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
