Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comNyepi di Bali Dirayakan Sejak Abad ke 8
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Hari ini umat Hindu merayakan hari raya Nyepi tahun baru Saka 1935. Perayaan hari Nyepi di Bali sendiri ternyata sudah dirayakan sejak abad 8 Masehi.
Menurut Cendekiawan Hindu dan juga Rektor Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar, Prof. Dr. I Made Titib, Ph.D, Nyepi sudah dirayakan bersama-sama dengan hari raya Galungan sejak dulu.
"Jika melihat pada catatan prasasti Trunyan A, Nyepi di Bali sudah dirayakan sekitar abad ke 8 Masehi (tahun 800-an), sama halnya dengan perayaan Galungan,"jelasnya kepada Beritabali.com, belum lama ini.
Sejarah perayaan Nyepi di Bali, kata Titib, menjadi jelas sumbernya ketika kitab Negara Kertagama mencatat adanya perayaan Nyepi di Kerajaan Majapahit yang disebut Caitramaisia.
"Karena Bali merupakan bagian dari Majapahit dan karena tradisi adatnya sama, tentu waktu itu Bali juga sudah merayakan Nyepi. Pada abad ke-13 hingga 14 Masehi, raja di Bali Dalem Waturenggong juga sudah merayakan hari Nyepi seperti halnya di Majapahit,"jelasnya.
Perayaan Nyepi di Bali selalu dicari pada hari tilem (bulan mati) atau yang paling dekat dengan tanggal 21 Maret.
"Mengapa hari Tilem, itu karena Tilem merupakan hari caru, yakni hari untuk melakukan persembahan untuk Ida Sanghyang Widhi agar alam ini menjadi damai,"kata Titib.
Tahun baru Saka sendiri diresmikan di India Selatan tahun 78 Masehi. Pemerintah India hingga saat ini masih memakai tahun baru Saka dan dirayakan setiap 21 Maret.
"Tahun baru Saka di India tidak dirayakan secara besar-besaran, karena di sana ada beberapa jenis tahun baru yang dirayakan masyarakat setempat," ujarnya.
Reporter: bbn/psk
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
