Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comPadi Muda Mati Disikat Wereng
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Petani di Subak Babakan, Tembles, Penyaringan, Mendoyo terpaksa harus menelan ludah. Pasalnya, padi yang baru berumur tiga minggu rusak disikat oleh hama wereng, bahkan sebagian diantaranya terlihat sudah mati. Nasib petani tidak jauh berubah. Hektaran padi di Subak Babakan, Tembles, Penyaringan, Mendoyo tampak menguning bahkan sebagian diantaranya mati padahal padi-padi tersebut baru ditanam tiga minggu yang lalu.
Rusaknya padi milik petani ini lantaran serangan hama wereng yang cukup ganas. Kondisi ini membuat petani di subak tersebut kelimpungan karena investasi yang mereka tanam tidak membuahkan hasil. Sejumlah petai yang ditemui, Senin (3/1) mengaku sudah berupaya melakukan penanggulangan melalui penyemprotan dengan pestisida. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil lantaran serangan hama tetap saja menimpa benih padi yang mereka tanam. “Baru kali ini hama wereng, sulit dibasmi padahal sudah disemprot berkali-kali. Biasanya disemprot sekali saja padi bisa tumbuh kembali,” ujar Komang Sunarwa, salah seorang petani di Subak Babakan, Senin (3/1).
Menurut Sunarwa, hama wereng ini menyerang padinya mulai dari akar lalu merembet ke batang padi dan berakibat padi tidak bisa tumbuh dan berkembang secara normal kemudian akhirnya mati “Kalau hama wereng biasa, biasanya mudah diatasi, tapi yang jenis ini, sangat sulit,” terangnya. Sunarwa dan petani lainnya memilih membiarkan saja tanaman padinya mati digerogoti wereng lantaran takut rugi. “Kami biarkan saja karena kami takut biaya penanggulangannya cukup tinggi padahal hasil panennya nanti tidak seberapa. Tentu kami merugi,” keluhnya.
Sunarwa membeberkan, penanaman padi yang terserang wereng tersebut menggunakan sistem semai langsung di sawah tanpa melalui proses pembibitan. “Mungkin pola ini juga yang menyebabkan wereng merajalela karena tumbuhnya padi bersamaan dengan gulma yang berebut makanan dengan padi. Karena tidak sehat, padi banyak yang mati dan relatif lebih mudah terserang hama karena kekurangan makanan,” ungkapnya. Menurut Sunarwa, kebanyakan yang terserang hama wereng adalah padi dengan sistem semai langsung.
Reporter: bbn/dey
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
