Kasus Pengancaman Dilaporkan Ke Polisi

Mendoyo

Jumat, 10 Juli 2009, 16:42 WITA Follow
image

images.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Kasus pengancaman mati kepada Perbekel (Kepala Desa) Yehembang Kangin, Mendoyo, Made Ariana melalui secarik kertas ancaman yang ditemukan dalam lipatan kertas suara di TPS 2 Dusun Tegak Gede, Yeh Embang Kangin, Mendoyo berlanjut. Ariana sebagai pihak yang diancam melaporkan kasus tersebut ke Polsek Mendoyo.

Seperti diberitakan sebelumnya, secarik kertas berisi tulisan ‘*Pemerintahan desa tidak beres, hati-hati perbekel/kelian dinas diancam mati!*” ditemukan dalam lipatan surat suara yang telah tercontreng. Atas ancaman ini, Ariana yang tidak tahu maksud si penulis ancaman itu, menyerahkan sepenuhnya penyelesaian persoalan ini kepada pihak yang berwajib.

Untuk itu, Jumat (10/7), Ariana melaporkan kejadian pengancaman ini ke Polsek Mendoyo karena dirinya merasa nama baiknya sudah dicemarkan oleh surat ancaman tersebut.

“Saya dan keluarga merasa sudah terancam, jika tidak saya laporkan secara resmi kalau terjadi apa-apa siapa yang akan bertanggung jawab nanti. Apalagi surat ancaman tersebut juga ditaruh di kotak suara pilpres, apa maksudnya?” katanya.

Saat melapor, Ariana mengaku sudah menyerahkan surat ancaman tulis tangan tersebut beserta DPT di TPS 2 Tegak Gede Yeh Embang Kangin ke Polsek Mendoyo. “Mudah-mudahan pelakunya segera bisa ditangkap dan diketahui siapa sebenarnya otak atau aktor intelektual dibalik kasus ini,” katanya.

Terlepas dari kasus pengancaman mati itu, Ariana mengaku berusaha introspeksi diri untuk melihat lagi apakah dirinya pernah berbuat salah. “Siapa tahu tanpa disadari saya pernah berbuat salah atau khilaf sehingga saya perlu introspeksi diri,” katanya.

Sementara itu Kapolres Jembrana, AKBP Ketut Suardana ketika dikonfirmasi, Jumat (10/7) membenarkan kalau Ariana telah melaporkan secara resmi perihal surat ancaman tersebut ke Polsek Mendoyo. “Akan segera kami tindaklanjuti dan kami sudah perintahkan Kapolsek Mendoyo untuk melakukan penyelidikan,” katanya.

Suardana menduga kalau hal ini mengarah ke masalah pribadi. “Mungkin ini dilakukan oleh warga yang mencontreng di TPS itu, nanti kita coba cek DPTnya dan warga yang nyontreng di TPS tersebut. Memang masih banyak kemungkinan lain,” katanya.

Suardana menegaskan hingga saat ini memang belum ada pihak yang dicurigai. “Kasus ini tidak ada kaitannya dengan Pilpres karena surat ancaman itu terkait pemerintahan yang tidak beres,” pungkas Suardana. (dey)

logo

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami