Pengerukan Pasir Laut Kembali Marak
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Pengerukan pasir laut di wilayah Banjar Yeh Kuning, Desa /Kecamatan Pekutatan Jembrana yang sempat mereda kini kumat lagi. Pengerukan yang menggunakan alat berat berkedok untuk kepentingan pembangunan di wilayah tersebut. Namun kenyataannya uang hasil penjualan pengerukan pasir laut tersebut masuk ke kantong pribadi maupun perorangan.
Dari informasi yang disampaikan seorang warga Yeh Kuning yang wanti-wanti meminta agar namanya jangan dionlinekan, Selasa (30/12) mengatakan, pengerukan pasir terorganisir lantaran untuk melakukan aksi pengerukan tersebut telah dibentuk kepanitiaan.
"Pengerukan pasir sudah dilakukan sejak lima hari yang lalu secara besar-besaran menggunakan bego. Tampaknya sudah terorganisir karena sudah ada panitianya," terangnya.
Menurutnya, pada awalnya penjualan dari pasir hasil kerukan akan digunakan untuk pembangunan di wilayah setempat, namun pada kenyataannya hasil penjualan masuk ke kantong pribadi atau kelompok.
"Hingga sekarang, kawasan pantai yang pasirnya sudah dikeruk mencapai 500 meter sehingga tanah di pesisir pantai berkurang hingga dua are," ujarnya.
Warga yang rumahnya di pesisir pantai mengeluh tapi tidak berani ngomong karena takut benturan dengan warga lainnya. "Bila ini dibiarkan, bukan tidak mungkin tanah di pesisir yang di atasnya ada bangunan rumah milik 25 KK akan tergerus," tandasnya.
Kepala Dinas PULH Jembrana, Ketut Swijana dihubungi, Selasa (30/12) Mengatakan, untuk menyikapi kasus pengerukan pasir laut pihaknya sudah melakukan upaya menghentikan aksi tersebut dengan menyurati camat untuk selanjutnya diteruskan ke desa setempat.
Bahkan menurut Swijana, pihaknya pernah turun ke lokasi dimana ada aksi pengerukan pasir illegal. "Saat kita gencar turun, pengerukan pasir laut illegal langsung berhenti, tapi setelah itu terjadi lagi," ujar Swijana.
Adanya informasi kalau di Pekutatan terjadi pengerukan pasir laut illegal, pihaknya akan kembali menyurati camat untuk dilanjutkan kepada kepala desa setempat agar jangan sampai pencurian pasir terjadi lagi.
Reporter: bbn/dey
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
