Tahun 2009 Indonesia Bisa Ekspor Beras

Rabu, 31 Oktober 2007, 15:43 WITA Follow
image

ilustrasi/google

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Perusahaan umum Badan Usaha Logistik (Perum Bulog) optimistis dua tahun mendatang, Indonesia bisa menghentikan impor beras dari luar negari, bahkan sebaliknya bisa menjadi negara pengekspor beras. Syaratnya bila semua instansi terkait seperti Departemen Pertanian, Pekerjaan Umum (PU) mau bekerja keras.

 


“Kami optimis peluang menggenjot produksi beras di dalam negeri sekaligus menghentikan impor sangat besar. Sehingga bila selama ini arah panah ke dalam negeri (impor, red), maka pada 2009 bisa terbalik, panah mengarah ke luar (ekspor),” ujar Direktur Utama Perum Bulog, Mustafa Abubakar, usai membuka acara World Rice Commerce 2007, di Nusa Dua, Rabu (31/10).

Keoptimisan Bulog bisa menghentikan impor dan sekaligus mengekspor beras, menurut Mustafa, ada beberapa faktor. Antara lain, munculnya sejumlah benih padi unggulan yang baru, yang mampu meningkatkan produksi secara signifikan.


“Kalau benih selama ini hanya mampu menghasilkan 4-5 ton/ha, maka benih yang baru bisa menggenjot 8 ton bahkan ada yang sampai 12 ton gabah/ha. Dengan lonjakan ini, diperkirakan bisa mengangkat produksi beras sampai 50%,” papar Mustafa.

Faktor lain, lanjut Mustafa, perhatian pemerintah dalam perbaikan irigasi yang dianggarkan dalam APBN. Infrastruktur irigasi yang selama ini terlantar sekitar 7 tahun, bisa berfungsi kembali dengan baik, sehingga mengoptimalkan produksi persawahan. “Pihak perbankan juga sangat diperlukan untuk membantu permodalan petani, sehingga produksi lebih tinggi,” ujar Mustafa.


Mustafa mengakui, kalau tahun ini Indonesia masih menuntaskan impor beras 1,5 juta ton. Yang sudah masuk ke dalam negeri 1 juta ton, sedang sisanya belum tiba di tanah air. Sebanyak 200 ribu ton di antaranya dalam perjalanan menuju Indonesia.
“Untuk tahun depan, sedang diteliti seberapa banyak Indonesia masih perlu impor beras. Minggu depan sudah ada perkiraan awal soal kebutuhan impor pada akhir tahun atau awal tahun depan,” ujar Mustafa. 

logo

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/sin



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami