Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Warga Denpasar Ramai-Ramai Minta Unggasnya Divaksinasi

Senin, 27 Agustus 2007, 12:52 WITA Follow
Beritabali.com

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Pasca merebaknya kasus flu burung yang telah menelan dua korban jiwa positif flu burung, masyarakat di Denpasar kini cenderung proaktif minta agar ternak unggas peliharannya divaksinasi dan disemprot desinfektan.

Seperti Senin (27/8), petugas dari Dinas Peternakan Kota Denpasar melakukan penyemprotan dan vaksinasi atas permintaan dua warga di Jalan Pulau Misol. Yakni di rumah Atang, dan I Made Jenek.Di rumah Atang, ada 19 ayam dan enam bebek yang disemprot dan divaksinasi, sedangkan di rumah Made Jenek ada 28 ekor itik dan 15 bebek. Proaktif dua warga ini sebagai langkah antisipasi terjangkitnya flu burung.

"Sekarang makin banyak permintaan dari masyarakat agar unggasnya disemprot dan divaksinasi. Petugas dari Dinas Peternakan sampai kewalahan," ujar Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Denpasar, Made Erwin Suryadharma Sena tadi siang di Denpasar.Erwin mengatakan, selain menggencarkan melakukan vaksinasi dan penyemprotan, Pemerintah Kota Denpasar juga memperketat lalu lintas distribusi unggas di perbatasan kota yang hendak masuk ke Denpasar. Inspeksi mendadak ini dilakukan secara rutin tiap dua hari.

Mengenai unggas milik warga yang dimusnahkan, Erwin mengatakan akan diganti rugi dengan nilai kompensasi rata-rata Rp 10.000 per ekor. Dana kompensasi ini diambilkan dari pos dana tak tersangka APBD Denpasar, yang saat ini masih tersedia Rp 1,5 miliar. Kompensasi ini hanya diberikan kepada masyarakat pemilik unggas yang bukan pengusaha unggas.

Sementara itu, Kepala Sub Dinas Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Ketut Subrata mengatakan, salah satu langkah yang ditempuh Dinas kesehatan adalah mengingatkan jajaran petugas kesehatan dari tingkat paling bawah agar lebih cermat mengamati pasien yang berobat. Misalnya menanyakan riwayat dan latar belakang di rumahnya, apakah memelihara atau berdekatan dengan peliharaan unggas.

 

Selain itu, kata Subrata, menyiagakan unit-unit pelayanan kesehatan, mulai dari tingkat Puskesmas sampai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kabupaten/kota, dengan memberikan persediaan tamiflu, misalnya puskesmas masing-masing 20 keur, tiap-tiap RSUD 30 keur, dan RSUP Sanglah 200 keur

Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/ctg



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami