search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tawur Butha Slurik, Upacara Menetralisir Roh Gentayangan Korban Perang Era Kerajaan
Selasa, 7 Maret 2023, 16:37 WITA Follow
image

beritabali/ist/Tawur Butha Slurik, Upacara Menetralisir Roh Gentayangan Korban Perang Era Kerajaan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Upacara Tawur Nawa Gempang Butha Slurik digelar di Pasraman Taman Prakerthi Bhuana (TPB) Kelurahan Beng, kecamatan Gianyar. Upacara ini untuk menyucikan dan menetralisir roh gentayangan korban perang era zaman kerajaan.

Diyakini, pada era raja I Dewa Anom selaku pemimpin Alas Bengkel (sekarang Beng), sempat terjadi perang besar melawan pasukan Ki Panji Sakti. Terjadi sekitar tahun 1450-an.

Bendesa Desa Adat Beng, Dewa Putu Oka menjelaskan dari pertempuran tersebut, sudah tentu banyak korban jiwa yang tidak sempat diupacarai oleh penguasa saat itu. 

“Sehingga roh-roh yang tidak diupacarai tersebut menjadi pengganggu (Bhutacuil) dan gentayangan di wilayah sekitar tempat peperangan tersebut terjadi, di wilayah Jero Kuta yang merupakan pusat pemerintahan Desa Alas Bengkel,  saat ini adalah kawasan Subak Ambengan, Subak Lombok, Subak Dudus, dan Subak Kacang Bedol,” ujarnya.

Pihaknya pun berterima kasih kepada Ida Bagus Mangku Adi Suparta selaku pemilik Taman Prakerti Bhuana, karena telah menggelar upacara ini. Upacara ini sesuai dengan petunjuk sastra Lontar Yoga Segara Bumi, Lontar Gong Wesi, Lontar Lebur Sangse. 

“Upacara ini bertujuan menyucikan sahe melebur sarwa letuh ring Buana Alit lan Buana Agung yang diakibatkan oleh adanya korban peperangan yang belum diupacarai (diabenkan) dari zaman dulu dan kemungkinan juga adanya korban meninggal ulah pati, meninggal salah pati di bekas wilayah yang merupakan wilayah pusat pemerintahan I Dewa Anom,” ujarnya. 

Untuk diketahui, Taman Prakerti Bhuana ini merupakan tempat upacara. Mulai dari upacara Hindu dalam kandungan, tiga bulanan hingga pernikahan bisa digelar. 

Pengelola bertugas secara profesional dan upacara dipuput oleh Ida Pedanda. Usai upacara, juga bisa menggelar resepsi, karena pengelola menyediakan aula maupun out door. 

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami