search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Walikota : Lestarikan Pembuatan Keris Tradisional
Selasa, 13 Oktober 2009, 18:11 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Sebagai sebuah kota besar, Denpasar ternyata masih memiliki tempat pembuatan keris tradisional, yang masih eksis hingga sekarang. Terkait hal ini, Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Mantra menyatakan, pembuatan keris tradisional di wilayah Kotamadya Denpasar harus tetap dilestarikan.


Hal ini sidampaikan Walikota Denpasar IB Rai Mantra saat meninjau pembuatan keris tradisional di Banjar Tegal Kuwalon, Desa Sumerta Kaja.

Dalam kesempatan tersebut Rai Mantra mengatakan pembuatan keris tradisional ini harus dilestarikan dengan mengarah pada budaya unggulan yang kreatif.

Untuk konservasi seni budaya, sudah terselenggara dengan baik, namun untuk kerajinan keris yang merupakan kegiatan budaya sangat perlu dilestarikan, ujar Rai Mantra.



Pembuatan keris ini tidak untuk diperjual belikan, hanya untuk pusaka dan pesanan. Tentunya dari segi nilai budaya sangat tinggi, untuk itu perlu dilestarikan kelangsungannya, imbuhnya.



Rai Mantra menegaskan akan membuat program konservasi bagi pengerajin besi yang langka. Sehingga konsep pembangunan global tidak hanya dilihat dari kekinian namun dilihat dari sejarah awal keberadaannya.


Melalui program konservasi, kedepannya kita harap ini mampu membangkitkan pande pusaka yang langka seperti pande keris sehingga bisa bangkit dan berkembang, kemudian tetap lestari, ujarnya.

Sementara pemilik pembuatan keris tradisonal, I Ketut Suwandi, mengatakan, pembuatan keris yang dilakukan oleh kedua anaknya yaitu Made Gde Suardika dan Nyoman Gede Eka Saputra, hanya untuk keperluan di pura dan pusaka.

Sebelum menjadi pande keris kedua anak saya mengalami sakit. Setelah membuat keris pusaka, mereka akhirnya sembuh, kata Suwandi.


Suwandi menambahkan, keris yang dibuat di tempatnya bukan dijual untuk kepentingan komersial tapi hanya untuk pusaka. Satu keris biasanya dibuat dalam jangka waktu lama sampai 6 bulan. (ctg)

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami