Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comTPST Mengwitani Telah Produksi 1,5 ton Pupuk Kompos
BERITABALI.COM, BADUNG.
Kabid Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung, AA Gede Dalem menyampaikan, di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Mengwitani, Kecamatan Mengwi telah mampu menghasilkan sebanyak 1,5 ton atau 1.500 kg pupuk kompos.
Sedangkan sampah anorganik langsung dibakar dengan incinerator. “Sampah organik yang diterima diolah menjadi kompos. Dalam sehari bisa menghasilkan 1500 kilogram kompos, 60 kampil ukuran 25 kilogram,” jelasnya.
TPST Mengwitani adalah gudang pemilah sampah organik. Di tempat tersebut dilakukan pemilahan sampah dan penyacahan sampah organik untuk dijadikan kompos. Selain menghasilkan kompos, sampah yang lainnya yakni sampah anorganik dibakar dalam incenerator, dengan sudah menerapkan prosedur yang tepat.
Sampah anorganik yang masuk ke TPST biasanya berupa popok bayi, pembalut, dan plastik bungkus snack. Gung Dalem menuturkan, tidak semua sampah anorganik yang akan dibakar. Pembakaran menggunakan incenerator ini tidak mengotori lingkungan. Pembakaran dalam incenerator dilakukan dua kali pembakaran, masing-masing dengan suhu 800 derajat dan 1.000 derajat.
“Secara teori dan prakteknya, suhu pembakaran yang tinggi dapat menghabiskan zat-zat yang mebahayakan. Selain itu sebelum asapnya naik ke cerobong asap akan disirami oleh sprayer yakni air yang menghujani sisa-sisa pembakaran sebelum keluar melalui cerobong,” paparnya.
Selanjutnya terkait pengujian asap yang dilepas ke udara, pihaknya mengatakan bahwa akan pengujian melalui tim ahli. Namun, karena dalam kondisi pandemi tim ahli yang didatangkan dari Jakarta tertunda.
“Masalah pengujian kami akan segera menguji. Kami sudah mendapat informasi dalam waktu dekat mereka akan siap menguji, kemungkinan satu sampai dua minggu ini,” ujarnya.
Kemudian terkait kompos dihasilkan, hingga saat ini belum dijual, namun dibagikan secara gratis kepada yang meminta atau yang memerlukan.
“Untuk proses penjualan pastinya memerlukan promosi dan pengiklanan. Belum lagi akan bersaing dengan produk kompos milik yang lainnya, karena masing-masing TPST 3R pasti menghasilkan kompos dan menjualnya. Sehingga kami masih menggunakannya sendiri dan memberikan ke masyrakat yang membutuhkan,” tutupnya.
Reporter: bbn/aga
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
