Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comMengenal Permainan Tradisional Cikar-cikaran di Kampung Loloan
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Permainan tradisional cikar-cikaran hingga kini masih bertahan di tengah pesatnya perkembangan mainan modern.
Hingga kini permainan yang khas di kampung Loloan Timur ini biasanya dimainkan turun-menurun oleh anak-anak saat bulan puasa atau menyambut Muharram. Jenis mobil Cikar-Cikaran ini d buat dari ranting bambu dan rodanya digunakan dari gabus.
Perajin mobil Cikar-Cikaran di Loloan Timur, Jembrana, Muhammad Tayib (46) mengatakan dulunya bahan roda menggunakan sandal tapi kini sulit didapat dan mahal. Bahkan juga bisa menggunakan bahan bekas kulit jeruk Bali. Namun, kini semuanya sudah sulit diperoleh.
"Aksesorisnya menggunakan lampu, botol kecil bekas minuman diisi minyak kelapa," ungkap Tayib.
Lanjutnya, kini cikar-cikaran banyak yang dimodifikasi dengan menggunakan lampu warna-warni sesuai keinginan agar lebih menarik dengan variasi warna. Permainan ini asyik dilakukan jika dimainkan bersama dalam jumlah banuak sehingga kesannya unik.
"Permainan tradisional ini biasanya dimainkan saat bulan puasa atau menyambut 1 Muharram yang tahun ini jatuh pada tanggal 29 Juli 2022. Bahkan akan dipamerkan sekaligus pada festival budaya Loloan zaman lama. Sekaligus mengingatkan ragam pesona permainan tradisional yang perlu dilestarikan," paparnya.
Untuk harga cikar-Cikaran, Tayib menjualnya mulai dari Rp.25.000 sampai Rp. 50.000 tergantung model dan aksesorisnya.
"Lagian bahan kini agak sulit dimana bambu kecil sulit dicari bahkan bisa keliling kampung cari bambu. Untuk pengerjaan bisa dilakukan dalam 1 hari untuk hasilkan 3 Cikar-Cikaran," tuntasnya.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/jbr
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
