search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
NTB Masih Kekurangan Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif
Sabtu, 22 Januari 2022, 23:40 WITA Follow
image

beritabali/ist/NTB Masih Kekurangan Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Keberadaan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif dapat mendukung dokter bedah dan operasi di rumah sakit Kabupaten/Kota. 

Namun untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat, keberadaan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif, masih sangat kurang. Khususnya di wilayah Kabupaten Dompu dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Dr H Lalu Hamzi Fikri mengungkapkan, secara keseluruhan ada 426 dokter spesialis di NTB. Sedangkan kalau Dokter Spesialis Anestesi hanya ada 23 orang se-NTB. Namun distribusi dan penyebarannya belum merata di 10 Kabupaten/Kota dan Provinsi.

"Ada dua Kabupaten yang belum memikili dokter spesialis Anestesi, yaitu Kabupaten Dompu dan KSB," ungkap dokter Fikri, saat silaturahmi dan audiensi Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif (PERDATIN) NTB, dengan Wakil gubernur, Jumat (21/1) di Aula Pendopo Wagub.

Menurut dokter Fikri, untuk mengantisipasi kekurangan spesialis anestesi dan terapi intensif tersebut, harus ada permintaan dari daerah. Termasuk daerah harus berani menginvestasikan SDM, untuk menempuh pendidikan dokter spesialis ini.

"Termasuk kedepan kami akan distribusikan. Baik yang kontrak, P3K atau PNS. Pernah di usulkan formasinya tapi tidak ada yang ikut," ujar dokter Fikri.

Selain itu ia juga mengatakan RSUP harus terus maju dan berkembang. Bahkan RSUP didorong untuk menjadi RS pendidikan. Jadi yang ingin menempuh pendidikan specialis bedah dan beberapa special lainnya, dapat ikut di RSUP.

"Kami juga terus beriktiar membangun RSUP agar dapat naik kelas ke tipe A, karena segala fasilitas dan SDM sudah memenuhi. Salahsatunya kita memiliki teknologi menangani ibu melahirkan tanpa rasa sakit," jelas Kadikes NTB. 

Sementara itu, Ketua Perdatin NTB, dr Suryadi meminta agar Wakil Gubernur mendukung dan mensuport kegiatan dan program para dokter spesial ini. "Seperti seminar melalui webinar dan kegiatan lain," kata Suryadi.

Disampaikannya, Perdatin awalnya tergabung dengan Persatuan Dokter Ahli. Namun, Juni tahun lalu telah dibentuk secara terpisah.

"Di NTB jumlah anggotanya sangat sedikit. Hanya ada 23 dokter se-NTB," ujar dokter suryadi.

Wakil Gubernur NTB, Dr  Sitti Rohmi Djalilah menerangkan, RSUP Provinsi telah memiliki berbagai fasilitas kesehatan di bidang kedokteran yang canggih, termasuk SDM.

"Semoga kedepan Perdatin lebih maju, lebih bermanfaat utk masyarakat dan lebih baik lagi," tutup mantan ketua DPRD Lombok Timur tersebut.

"Di bidang kedokteran juga sudah mumpuni. Kita tidak perlu berobat jauh keluar daerah, karena memang fasilitas dan teknologi kedokteran kita sudah lengkap," sambungya.

Oleh sebab itu, perlu secara masif di sosialisasi dan dipublikasikan kepada publik. Bahkan diharapkan kedepan, RSUP dapat menjadi pusat layanan kesehatan di Indonesia bagian timur.

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami