Akun
user@gmail.com

Beritabali ID: 738173817


Langganan
logo
Beritabali Premium Tidak Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium

Aktif sampai 23 Desember 2025


New York, USA (HQ)

750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845

Call: 469-537-2410 (Toll-free)

hello@blogzine.com
Lawar Klungah Jadi Sarana Keluarga untuk Bercerita

Sabtu, 20 November 2021, 13:10 WITA Follow
image

beritabali/ist/Lawar Klungah Jadi Sarana Keluarga untuk Bercerita.

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Lawar klungah umumnya merupakan kuliner khas Jembrana. Tak seperti lawar pada umumnya, lawar klungah terbuat dari bahan dasar klungah atau kelapa muda yang belum berisi daging. 

Di hari raya umat Hindu saat ini, masakan lawar Klungah ini masih menjadi menu favorit warga Jembrana. Seperti salah satu warga Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana I Nengah Seraya (81) mengatakan, dirinya rutin setiap hari raya, baik Galungan maupun Kuningan membuat Lawar Klungah. 

"Masakan ini (lawar Klungah), bukan saja menjadi ciri khas Jembrana, tapi lebih dari pada itu. Ini membuat rasa kangen kumpul dengan keluarga" kata seraya.

Menurutnya, proses dari pembuatan lawar klungah ini menjadi wadah untuk saling bercerita satu sama lain saat anggota keluarga kumpul di hari raya. 

"Ya, ketika membuat lawar itu kan bisa ngobrol dengan anak dan cucu. Apalagi pas metektekan (mencingcang lawar) pasti banyak cerita yang keluar," sambungnya.

Di samping itu lanjut Seraya, hampir sebagian besar para anak muda di Jembrana bisa membuat lawar kelungah. Bagian klungah yang digunakan sebagai lawar adalah batoknya yang masih lentur. 

Jika dicicipi tersendiri rasa batok kelapa muda ini terasa pahit, kemudian batok kelapa yang telah dipilih ini direbus hingga matang lalu dipotong kecil layaknya potongan lawar.

Selanjutnya diberi tambahan daging ayam atau daging babi kemudian diberi bumbu khas Bali atau bumbu rajang dan bumbu lawar, kolaborasi semua ini akan menghasilkan lawar klungah yang memiliki cita rasa yang luar biasa, yang tak kalah enak dengan jenis lawar lainnya.

"Ne sube ne jaen (ini dah yang enak) duduk ngumpul buat lawar Klungah sambil megesah (bercerita), sube lebeng (sudah masak) langsung makan," ungkap Seraya, pria paruh baya yang kesehariannya memelihara ayam.

logo

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami