Zelensky Ingin Ketemu Putin: Hanya Dia Yang Bisa Setop Invasi
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dia hanya ingin bertemu Presiden Vladimir Putin demi mengakhiri invasi Rusia ke negaranya. Menurut Zelensky, Putin satu-satunya pejabat Rusia yang ia ingin temui saat ini karena sang presiden lah yang dapat menghentikan invasi.
"Saya tidak bisa menerima pertemuan apa pun dengan siapa pun yang datang dari Federasi Rusia selain dengan presiden [Vladimir Putin]. Itu pun ketika inti pertemuan adalah soal menghentikan perang. Selain itu, tidak ada alasan lain untuk melakukan pertemuan," kata Zelenskiy saat berbicara dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos secara virtual pada Senin (23/5).
"Presiden Federasi Rusia [Putin] yang memutuskan semuanya. Jika kita berbicara tentang mengakhiri perang ini tanpa dia [Putin] secara pribadi, keputusan itu tidak dapat diambil," paparnya menambahkan.
Rusia dan Ukraina telah mengadakan pembicaraan sporadis sejak Moskow melancarkan invasi pada 24 Februari. Namun, rentetan dialog itu tak membuahkan hasil nyata, terutama soal penghentian invasi hingga akhirnya kedua belah pihak memutuskan menghentikan perundingan.
Meski begitu, Zelensky menegaskan tidak mungkin menghentikan perang tanpa melibatkan semacam diplomasi. Dalam sambutannya kepada hadirin di Davos, Zelensky juga mengatakan perang terjadi dengan konsekuensi korban manusia yang sangat besar bagi Ukraina.
Pasukan Ukraina, katanya, membuat keuntungan, terutama di dekat kota kedua Kharkiv, tetapi "situasi paling berdarah tetap ada di Donbas, di mana kita kehilangan terlalu banyak orang".
Rusia masih terus menggempur Ukraina, terutama wilayah timur negara eks Uni Soviet itu di bulan ketiga invasi Moskow berlangsung. Terlepas dari hujanan sanksi dan boikot internasional, Rusia masih terus melancarkan gempurannya ke Ukraina.
Rusia bahkan mengklaim kemenangan besar di Mariupol, usai menguasai pabrik baja Azovstal yang menjadi benteng pertahanan terakhir pasukan Ukraina di kota pelabuhan itu, Jumat (20/5).
Hal itu menandai berakhirnya serangan Rusia selama berminggu-minggu di Mariupol, terutama pabrik baja Azovstal.(sumber: cnnindonesia.com)
Reporter: bbn/net