Sejarah Nyepi, dari India Hingga Majapahit
Senin, 06 Maret 2023
News
Komunitas Seni Ini Pesankan Pentingnya Sikap Rendah Hati
Rabu, 29 Juni 2022, 10:25 WITA
beritabali/ist/Komunitas Seni Ini Pesankan Pentingnya Sikap Rendah Hati.
Komunitas Seni Keluarga Kesenian Bali Radio Republik Indonesia (RRI) menampilkan Dramatari Arja Klasik (Pakem RRI) serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV Tahun 2022 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Center), Senin (27/6/2022) malam.
Mengangkat lakon “Katak Genggong”, Komunitas Seni Keluarga Kesenian Bali pesankan pentingnya sikap rendah hati. Jangan bersikap angkuh karena akan berakibat buruk.
Koordinator pementasan, Gusti Made Sumadi menjelaskan, Pemprov Bali memberikan kesempatan RRI Denpasar untuk tampil setiap ajang PKB.
Dikatakan, arja Pakem RRI memiliki ciri khas. Misalnya dari pepesonnya ada Galuh, Liku, Limbur, dan Desak itu menjadi satu, tidak pernah terpisah.
“Kadang-kadang peran ini kan bisa jadi temannya Mantri Buduh, pisah dengan permaisurinya. Selain itu, sari stuktur pementasan pakem RRI ini di awal membawa suasana adem, setelah adem muncul tawa. Setelah tawa, Mantri Manisnya ini menyampaikan tutur dan tattwa. Setelah itu lagi humor. Terakhir baru puncaknya. Sehingga tidak semua melucu,” ungkapnya.
Pria yang kerap disapa Aji Tibah saat siaran ini menambahkan, untuk yang tampil merupakan seniman-seniman senior yang tergabung dalam Komunitas Seni Keluarga Kesenian Bali.
Hanya tiga orang yang masih berdinas di RRI Denpasar. Sisanya merupakan pensiunan RRI Denpasar yang hingga saat ini masih aktif mengisi acara Arja Negak yang disiarkan RRI Denpasar setiap hari Minggu.
“Sehingga untuk tampil di PKB kali ini kami cuma lima kali latihan. Para senior sudah paham sebenarnya. Karena setiap minggunya kami sudah terbiasa mengisi Arja Negak. Jadi latihan itu hanya untuk memahami jalan cerita saja,” pungkasnya.
Lakon “Katak Genggong” mengisahkan Raden Sukla Wicitra, raja di Kerajaan Lemah Sweta menolak pinangan dari permasuri Dewi Alis Gesing dari Kerajaan Pering Wuri untuk dinikahkan dengan anaknya. Karena merasa sakit hati ditolak, Dewi Alis Gesing kemudian membuat kerajaan Lemah Sweta hancur. Kemarau panjang seperti tidak biasanya, wabah penyakit merajalela, serta tidak ada yang mengetahui apa penyebab terjadinya bencana itu.
Namun Raden Sukla Wicitra sudah tahu siapa yang menyebabkan hal ini terjadi. Raden Sukla Wicitra pun mendatangi Dewi Alis Gesing dan memohon agar negerinya dikembalikan seperti sedia kala, dengan apapun persyaratannya dia akan menyanggupi kecuali mati dan tidak menjadi mantunya.
Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan pengiklan. Wartawan Beritabali.com Network tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.
Rabu, 29 Juni 2022
Rabu, 29 Juni 2022
Rabu, 29 Juni 2022
Rabu, 29 Juni 2022
Rabu, 29 Juni 2022
Rabu, 29 Juni 2022
Rabu, 29 Juni 2022
Rabu, 29 Juni 2022
Polling Dimulai per 1 September 2022
Senin, 06 Maret 2023
Jumat, 10 Maret 2023
Minggu, 05 Maret 2023
Minggu, 19 Maret 2023
Minggu, 12 Maret 2023