Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Harga Properti di Bali Terus Naik, BI Ungkap Penyebab Utama

Jumat, 21 November 2025, 23:21 WITA Follow
Beritabali.com

bbn/ilustrasi/Harga Properti di Bali Terus Naik, BI Ungkap Penyebab Utama.

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Harga properti residensial di Bali kembali menunjukkan tren peningkatan. Hal ini terungkap dari hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dirilis Bank Indonesia Provinsi Bali untuk periode triwulan III 2025. 

Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, mengatakan kenaikan harga terjadi lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.

Berdasarkan laporan, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan III 2025 tumbuh 1,08% (yoy), naik dari 0,67% (yoy) pada triwulan II 2025. Kenaikan ini dipengaruhi peningkatan harga di tiga kategori rumah, yaitu rumah kecil, menengah, dan besar. Masing-masing tumbuh 1,66% (yoy), 1,12% (yoy), dan 0,82% (yoy).

Erwin menjelaskan peningkatan harga terutama disebabkan oleh naiknya harga faktor produksi.

“Mayoritas responden menyatakan bahwa kenaikan harga bahan bangunan dan upah kerja menjadi kontributor utama dalam peningkatan harga unit rumah,” ujarnya.

Di sisi permintaan, pangsa penjualan rumah berukuran besar meningkat 0,7%, sejalan dengan kebutuhan hunian luas dan tren investasi properti jangka panjang di Bali. Sementara itu, rumah tipe sedang turun 0,7%, dan penjualan rumah kecil tercatat stabil.

Meski permintaan tetap ada, pasar properti residensial primer di Bali masih menghadapi sejumlah tantangan. Erwin menyebut suku bunga KPR, keterbatasan lahan, uang muka tinggi, dan naiknya biaya konstruksi sebagai faktor yang menahan minat beli masyarakat.

Dari sisi pembiayaan, survei mencatat pembangunan properti di Bali sebagian besar masih didanai oleh kas internal pengembang. Sebesar 55% pembiayaan bersumber dari dana sendiri, sedangkan pinjaman bank menyumbang 36,6%, dana pembeli 6,3%, dan lembaga keuangan nonbank 2,2%.

Untuk konsumen, skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih mendominasi pembelian rumah primer di Bali, mencapai 62,1% dari total transaksi. Sementara pembelian dengan skema cash bertahap tercatat 34,5%, dan cash keras sebesar 3,4%.

Erwin menegaskan bahwa tren kenaikan harga properti perlu menjadi perhatian, khususnya bagi masyarakat dan pelaku industri yang ingin memanfaatkan peluang pasar sekaligus mengantisipasi risiko pembiayaan ke depan.

Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami