Bali Luncurkan Platform Pembiayaan Proyek Iklim, Buka Peluang Investasi Hijau
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Pemerintah Provinsi Bali secara resmi meluncurkan Bali Climate Financing Platform (BCFP), sebuah inisiatif strategis untuk mengakselerasi pendanaan proyek-proyek berbasis iklim di Bali.
Peluncuran ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Pekan Iklim Bali 2025 yang bertema "Titik Temu Ambisi dan Aksi Iklim," berlangsung di Hotel Prime Plaza, Sanur, pada Kamis (28/8/2025).
BCFP dirancang sebagai ekosistem kolaboratif yang menjembatani pemerintah, pengelola proyek, lembaga keuangan, dan investor. Platform ini bertujuan memfasilitasi pendanaan untuk proyek energi bersih, transportasi rendah emisi, dan solusi berbasis alam. Dukungan kuat datang dari berbagai pihak, seperti Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup, PT Sarana Multi Infrastruktur, HSBC Indonesia, Maybank Indonesia, dan JETP Indonesia.
Dalam pidato pembukaannya, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, menekankan pentingnya inisiatif ini. "Program mitigasi maupun adaptasi iklim membutuhkan anggaran yang besar. Melalui platform ini, kami ingin membuka potensi skema pembiayaan inovatif bagi berbagai sektor," ujarnya.
Deputi Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Rachmat Kaimuddin, menambahkan bahwa platform ini krusial untuk mengurangi ketergantungan pada anggaran negara. Menurutnya, Indonesia membutuhkan investasi transisi iklim hingga Rp4 triliun hingga tahun 2030, dan APBN hanya mampu memenuhi 34 persen.
"Skema pembiayaan daerah seperti BCFP sangat penting untuk mengurangi ketergantungan pada APBN dan APBD,” tegasnya.
Kepala Sekretariat PMO, IGW Samsi Gunarta, menjelaskan bahwa BCFP bukan hanya sekadar wadah pencarian dana, tetapi juga ruang kolaborasi untuk membangun jaringan proyek yang layak secara finansial. Ia juga menambahkan bahwa platform ini selaras dengan program Transformasi Ekonomi Kerthi Bali.
Diskusi dalam acara tersebut juga menghadirkan sejumlah pandangan dari para ahli. Suzanty Sitorus dari ViriyaENB menyoroti pentingnya ekonomi regeneratif berbasis lokal, sementara Retno Marsudi, Utusan Khusus PBB untuk Air, membahas peran pendanaan internasional dalam ketahanan air.
Menutup diskusi, Nirarta Samadhi dari WRI Indonesia menekankan perlunya sinergi berbagai pihak untuk mempercepat transisi iklim. "Mulai dari dana lingkungan hidup, perbankan, lembaga keuangan internasional, filantropi, sektor swasta hingga modal ventura semua harus bersinergi agar transisi menuju emisi nol bersih bisa dipercepat," ujarnya.
Pekan Iklim Bali 2025 akan ditutup dengan Pesta Rakyat di Pantai Segara Ayu, Sanur, pada 30 Agustus 2025.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/aga