search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kura Kura Bali Bantah Terlibat Penutupan TPA Suwung

Jumat, 8 Agustus 2025, 18:00 WITA Follow
image

bbn/dok Beritabali/Kura Kura Bali Bantah Terlibat Penutupan TPA Suwung.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kepala Komunikasi PT Bali Turtle Island Development (BTID) atau Kura Kura Bali, Zakki Hakim, menanggapi soal tudingan netizen soal adanya keterlibatan kepentingan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Serangan, Denpasar tersebut di balik penutupan TPA Suwung 

Zakki menegaskan bahwa penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung sepenuhnya merupakan kebijakan Pemerintah Provinsi Bali bersama instansi terkait, sesuai arahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mengakhiri sistem pembuangan sampah open dumping di seluruh Indonesia.

"Untuk kami, penutupan TPA Suwung adalah kebijakan pemerintah provinsi dan instansi terkait. Ini sesuai pernyataan Menteri KLHK baru-baru ini kepada semua kepala daerah di Indonesia terkait pengolahan sampah tanpa sistem open dumping. Jadi keputusan ini bukan dari kami dan berada di luar kendali kami," kata Zakki, Jumat (8/8/2025) saat dikonfirmasi.

Menurutnya, selama ini Kura Kura Bali telah mengelola sampah secara mandiri di dalam kawasan, sekaligus membantu solusi di luar kawasan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah membangun Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) berkapasitas 3 ton per hari di Desa Serangan, melalui program Bappenas dan Kementerian PUPR.

Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan beberapa banjar di Desa Serangan untuk membuat lubang tanam bagi sampah organik, meski masih tahap prototipe. 

"Kami mencari metode yang paling pas untuk Desa Serangan. Karena lain jenis sampah, tentu pengelolaannya berbeda," ujarnya.

Untuk sampah plastik, Kura Kura Bali mengaku sudah lama mengadakan workshop pengolahan sampah menjadi barang bernilai jual. Zakki menilai, masalah sampah di Bali merupakan persoalan menahun yang memerlukan kerja sama semua pihak agar tercipta sistem pengelolaan sampah sehat dan berkelanjutan.

Ia juga mengingatkan pengalaman saat kebakaran di TPA Suwung pada 2023 yang berlangsung hingga sebulan, di mana asap pekat dirasakan warga di Pedungan, Sesetan, Sidakarya, Sanur, hingga Kuta. 

"Posisi kami sama seperti warga, kami ingin ada solusi yang baik untuk TPA Suwung," jelasnya.

Zakki menambahkan, kawasan proyek Kura Kura Bali saat ini belum memiliki penduduk, sehingga dampak langsung asap saat terjadinya kebakaran di TPA Suwung lebih dirasakan warga di wilayah padat penduduk seperti Pedungan dan Sesetan. 

"Sekali lagi, ini keputusan dari pemerintah pusat dan di luar kendali kami. Keputusan ini berlaku untuk seluruh Indonesia, bukan hanya TPA Suwung," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan banyak netizen yang merespons soal penutupan TPA Suwung dari pernyataan Gubernur Bali, Wayan Koster.  Salah satunya, mereka menduga ada keterlibatan Kura Kura Bali dalam kebijakan tersebut, karena memang keberadaannya dekat dengan TPA Suwung.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami