Jelang Pujawali Semeru Agung, Panitia Mapiuning ke 29 Pura
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Serangkaian Pujawali yang akan digelar di Pura Mandhara Giri Semeru Agung pada 10 Juli 2025 mendatang diawali dengan mapiuning dan ngaturang pemiut di sejumlah pura di Pulau Jawa, Bali, Nusa Penida, Lombok hingga Sumbawa.
Kegiatan ini dilakukan oleh Panitia Pujawali Pura Mandhara Giri Semeru Agung.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Panitia Pujawali, Cokorda Gde Indrayana, saat ngaturang pemiut di Pura Batukau, Tabanan, pada 22 Juni lalu.
Pujawali yang puncaknya jatuh pada Purnama Kasa, 10 Juli 2025, akan berlangsung selama 11 hari. Mulai dari puncak pada 10 Juli hingga penyineban pada 21 Juli. Sedangkan prosesi mapiuning dilaksanakan di 29 pura yang berada di Pulau Jawa, Bali, Nusa Penida, Lombok, hingga Sumbawa.
Disamping itu, rangkaian upacara Pujawali juga diawali dengan Nuur atau Mendak Bathara Tirta ke sejumlah pura, antara lain: Pura Luhur Poten Bromo, Pura Besakih, Pura Batur, Pura Lempuyang, Pura Andakasa, Pura Puncak Mangu, Pura Batu Karu, Pura Manik Corong, Pura Dalem Peed di Nusa Penida, Pura Rinjani di Lombok, dan Pura Udaya Parwata di Tambora, Sumbawa. Bathara Tirta akan nyejer selama Pujawali.
Pujawali yang sedianya berlangsung selama 11 hari akan dipuput oleh beberapa pemangku, romo dukun, pandito, dan sulinggih dari Jawa, Bali, dan Lombok. Setelah puncak karya, kegiatan dilanjutkan dengan Bakti Penganyar dari Provinsi Bali, serta kabupaten/kota se-Jawa-Bali.
Diketahui sebelumnya, sebagian besar sarana upacara disiapkan oleh umat Hindu asal Bali. Namun dalam beberapa tahun terakhir, sarana upacara sudah bisa dipersiapkan warga setempat. Sedangkan pelaksanaan upacara juga dikombinasikan antara tata cara Bali dan Jawa.
“Hanya beberapa sarana upacara saja yang belum bisa disiapkan dan dilaksanakan warga setempat, disiapkan warga umat Hindu asal Bali,” tutur Cok Gde Indrayana.
Lebih lanjut, Cokorda Gde Indrayana mengatakan Pujawali yang digelar setiap tahun telah dirancang panitia dengan melibatkan warga setempat, khususnya warga Tengger dan panitia asal Jawa. Sehingga pelaksanaan Pujawali, tarian wali, upakara, dan pemuput menjadi kolaborasi antara Jawa dan Bali. Pura Mandhara Giri Semeru Agung dibangun sebagai bentuk penghormatan terhadap Gunung Semeru yang dianggap sebagai tempat suci dalam kepercayaan Hindu.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/gnr