Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan
Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Ibu-Ibu di Peliatan Diajak Lepaskan Luka Batin dan Trauma
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Sebagai wujud nyata kepedulian terhadap kesehatan mental masyarakat, Departemen/Program Studi Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Udayana melaksanakan kegiatan “Sosialisasi Kesehatan Mental dan Gangguan Jiwa di Era Digital” di Desa Peliatan, Gianyar, pada Kamis, 23 Oktober 2025, dalam rangka program Udayana Mengabdi.
Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi akademisi, tenaga kesehatan, dan masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan kehidupan yang sehat, bahagia, dan penuh cinta. Acara dipandu oleh MC dr. Aryda, dan dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. dr. Cok Bagus Jaya Lesmana, Sp.KJ(K), MARS, selaku Ketua Program Udayana Mengabdi.
Dalam sambutannya, Prof. Cokorda menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya sarana edukasi tentang kesehatan jiwa, tetapi juga ruang penyembuhan batin bagi masyarakat.
“Banyak ibu menyimpan luka batin dan trauma yang tak terlihat, padahal dari seorang ibu yang bahagia lahir keluarga yang kuat dan bangsa yang penuh cinta,” ujar Prof. Cokorda.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap setiap peserta dapat belajar melepaskan beban yang dipendam dan menemukan kembali ketenangan serta cahaya cinta di dalam dirinya.”
Kegiatan yang dihadiri sekitar 50 peserta ini berlangsung hangat dan sarat makna. Peserta terdiri atas ibu-ibu PKK Desa Peliatan, penggiat kesehatan masyarakat, residen psikiatri Universitas Udayana, mahasiswa Psikologi Bali Dwipa, serta anggota Tim Tata Hati.
Rangkaian acara dimulai dengan Materi 1 berjudul “Mengenal Gangguan Jiwa di Era Digital” oleh dr. Rini, yang membahas peningkatan stres, kecemasan, dan depresi akibat penggunaan media sosial berlebihan, serta pentingnya menjaga keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata.
Materi 2 bertema “Stunting dan Penanganannya” disampaikan oleh Dr. Seriani, yang menyoroti keterkaitan antara gizi, tumbuh kembang anak, dan kesehatan mental keluarga. Ia juga menekankan pentingnya memperkuat peran Posyandu dalam mendukung kesehatan anak dan keluarga.
Selanjutnya, Tim Psikologi Bali Dwipa membawakan Materi 3 bertema “Mengenal dan Menyembuhkan Luka Batin”. Dalam sesi ini, peserta diajak menyadari akar luka emosional, memaafkan diri, dan membuka ruang penyembuhan batin melalui kesadaran penuh (mindfulness) dan refleksi diri.
Sesi diskusi dan tanya jawab berlangsung interaktif, di mana peserta antusias berbagi pengalaman dan cerita pribadi terkait tantangan hidup, keluarga, serta cara mengelola stres.
Sebagai bagian dari kegiatan pengabdian, tim Psikiatri Udayana juga melaksanakan penyuluhan di Pos Kesehatan Desa Peliatan, dengan fokus pada edukasi kesehatan mental bagi para pejuang sehat mental, serta kunjungan rumah kepada pasien dengan gangguan kesehatan jiwa yang telah terdata oleh puskesmas setempat. Tim memberikan konseling, evaluasi kondisi, dan edukasi kepada keluarga tentang pentingnya pendampingan penuh kasih bagi anggota keluarga dengan gangguan jiwa.
Menjelang penutupan, Tim Tata Hati yang dipimpin oleh Bunda Arsaningsih memandu sesi Meditasi Tata Hati, sebuah proses bersih-bersih batin untuk melepaskan trauma dan menemukan kembali kedamaian dalam diri. Suasana menjadi hening dan penuh haru ketika para peserta menitikkan air mata kebahagiaan setelah merasakan kelegaan batin melalui praktik meditasi tersebut.
Kepala Desa Peliatan, I Made Dwi Sutaryantha, turut menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan kegiatan ini.
“Kehadiran Bunda Arsaningsih sangat membantu Desa Peliatan. Warga desa benar-benar merasakan kebahagiaan, dan kami berharap program ini dapat berlanjut,” ujarnya.
Pertemuan luar biasa ini menjadi ruang penyembuhan kolektif bagi masyarakat Desa Peliatan. Para ibu, penggiat kesehatan, dan warga desa bersama-sama mengikuti proses penyadaran, melepaskan trauma, dan menumbuhkan kembali cinta kasih di dalam diri.
Kegiatan ini sejalan dengan misi @yayasan_cck (Yayasan Cahaya Cinta Kasih) untuk #BerbagiCahaya, meningkatkan kesadaran spiritual demi kesehatan mental yang lebih baik.
Di akhir kegiatan, Prof. Cokorda menutup dengan pesan mendalam tentang pentingnya kolaborasi lintas lembaga dalam membangun kesehatan jiwa masyarakat:
“Ke depannya, kami berharap Universitas Udayana dapat terus bekerja bersama Bunda Arsaningsih dan Yayasan Cahaya Cinta Kasih untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Sinergi antara ilmu pengetahuan dan cinta kasih akan membawa dampak besar bagi kesehatan mental masyarakat, agar trauma yang selama ini dipendam bisa keluar dan berubah menjadi berlian.”
Melalui Program Udayana Mengabdi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana menegaskan komitmennya untuk terus berbagi dan melayani masyarakat secara nyata, menanamkan kesadaran bahwa bangsa yang penuh cinta berawal dari ibu yang kuat, bahagia, dan penuh cinta.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/rls
Berita Terpopuler
Karyawan Studio Tatto Gantung Diri Sambil Live TikTok di Kos Denpasar
Dibaca: 8274 Kali
Pesan Terakhir Pelajar SMP di Denpasar yang Tewas Gantung Diri
Dibaca: 6476 Kali
ABOUT BALI
Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem