Raup Untung dari Hasil Oplosan Gas di Kuta Utara, Pelaku Bisa Beli Mobil Pikap
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Personel Ditreskrimsus Polda Bali menggerebek lokasi pengeplosan gas elpiji di sebuah lahan kosong di Jalan Seminari I Nomor 14, Kuta Utara, Badung, pada Selasa (26/8/2025).
Dalam penggerebekan itu, polisi mengamankan pengoplos bernama Simplisius Anggul alias Simin (39) beserta puluhan tabung gas ukuran 3 kg dan 12 kg.
Wadir Reskrimsus Polda Bali, AKBP I Nengah Sadiarta, didampingi Kasubdit IV Ditreskrimsus Kompol Yusak, mengungkapkan pelaku telah melakukan pengoplosan sejak 2023.
"Pelaku mendapatkan keuntungan Rp10 juta setiap bulan," bebernya.
Pengungkapan ini berawal dari laporan masyarakat. Tim Subdit IV Tipidter menindaklanjuti informasi bahwa pelaku sering bolak-balik membawa tabung gas 3 kg dari belakang rumah warga di wilayah Kuta Utara.
"Tim lalu mengikuti dan mengamankan pelaku. Jika dilihat lokasinya di belakang rumah agak masuk ke dalam sehingga tidak dicurigai oleh masyarakat," jelas AKBP Sadiarta.
Hasil pemeriksaan mengungkap pelaku yang tinggal di Jalan Raya Padonan, Desa Tibubeneng, Kuta Utara itu mengoplos seorang diri. Gas 3 kg dibeli dari warung-warung seharga Rp23 ribu, kemudian dipindahkan ke tabung ukuran 12 kg yang dijual kembali Rp175 ribu per tabung.
Dalam sehari, pelaku bisa membeli 20 hingga 50 tabung gas 3 kg untuk dioplos. Dari keuntungan itu, ia bahkan mampu membeli sebuah mobil Suzuki Carry pickup warna putih DK 8401 AF.
"Jadi, mobil itu dibeli dari hasil keuntungan pengoplosan gas elpiji. Apakah dibeli secara chas atau kredit, masih kita dalami," beber mantan Kasatreskrim Polresta Denpasar ini.
Barang bukti yang diamankan polisi antara lain satu unit mobil Suzuki Carry pikap, 82 tabung gas ukuran 3 kg yang sudah dioplos, 12 tabung gas 12 kg yang berisi oplosan, dua tabung gas besar kosong, serta peralatan pengoplosan.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 55 UU RI Nomor 22 Tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi sebagaimana diubah dalam Pasal 40 angka 9 UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang cipta kerja. Ancaman hukuman paling lama 6 tahun penjara dan denda maksimal Rp60 miliar.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/spy