search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Desa Adat Siangan Rancang Ngaben Dadakan, Biaya Cukup Rp14 Juta
Senin, 13 Maret 2023, 15:09 WITA Follow
image

beritabali/ist/Desa Adat Siangan Rancang Ngaben Dadakan, Biaya Cukup Rp14 Juta.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Desa Adat Siangan, Kecamatan Gianyar akan meluncurkan program untuk meringankan beban masyarakat dalam upacara pengabenan. 

Untuk mewujudkan itu, Desa Adat Siangan bekerja sama dengan LPD Siangan dan Bupda (Baga Padruen Desa Adat) selaku penyedia sarana upacaranya. Dana yang diperlukan per jasad dirancang sebesar Rp14 juta.

Bendesa Adat Siangan, I Made Sudana, program ini sinergi antara LPD dengan Bupda. “Uang atau modal dari LPD. Kemudian Bupda menyiapkan sarana banten,” jelasnya.

Dengan melibatkan Bupda, estimasi biaya ngaben dadakan cukup Rp14 juta. Jadi masyarakat yang memiliki kematian tidak perlu disibukkan dengan urusan banten lagi. 

“Urusan banten nanti, serati (juru banten) yang membuat. Ngaben yang kami tawarkan dengan biaya Rp14 juta itu tingkat Nuasta Geni, sampai ngayut,” ungkapnya.

Pertimbangan yang dilakukan oleh desa adat, agar krama ringan. “Era baru ini sudah berbeda. Supaya tidak nyangu banjar, sebelum jam 11.00, krama budal, jadi Krama tidak memikirkan makan siang,” ungkapnya.

Untuk dana, bagi yang tidak punya uang cash, maka akan diambil dari LPD. Keluarga yang berduka bisa berutang di LPD. “Cara melunasi, misalnya ada orang makte aban-aban, gula, kain, bisa dijual ke Bupda. Sisanya bisa dibayar utang dibayar selanjutnya,” ungkapnya.

Dengan program itu, maka akan efektif dan efesien. “Jadi yang berdagang, bisa medagang, megae di hotel bisa. Jadi bisa datang di hari H. Jadi krama tidak terikat,” jelasnya.

Pihak desa sekaligus akan menyosialisasikan program ngaben dadakan termasuk awig desa. “Kami akan ajak prajuru, saba dan kerta, jadi satu visi, satu bahasa,” tutupnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami