Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comPerayaan Hari Ibu, Momentum Bangkit Bersama
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Hari Ibu yang dirayakan setiap tanggal 22 Desember setiap tahunnya mempunyai latar belakang sejarah panjang dan penuh perjuangan.
Hari Ibu digagas dalam Konggres Perempuan Indonesia III pada 22-27 Juli 1938 di Bandung, tanggal 22 Desember sendiri ditetapkan sebagai Hari Ibu karena bertepatan dengan Konggres Perempuan I di Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 22-25 Desember 1928.
Peringatan Hari Ibu yang ke-94 tahun ini mengambil tema “Perempuan Berdaya Indonesia Maju” yang sejalan dengan semakin besarnya peranan perempuan pada segala aspek baik rumah tangga, ekonomi, maupun pemerintahan.
Perempuan sebagai pondasi suatu rumah tangga mengemban tugas untuk mendidik calon penerus bangsa yang diharapkan mampu membawa Indonesia ke tataran yang lebih tinggi.
Kesetaraan bagi seluruh rakyat Indonesia termasuk laki-laki dan perempuan sejak awal sudah dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Namun harus diakui, nilai dan tujuan sebagai dasar terbentuknya Konggres Perempuan I yang melahirkan Peringatan Hari Ibu, ternyata belum mampu membawa kita sepenuhnya pada kesetaraan gender yang selama ini kita cita-citakan, termasuk budaya patriarki yang masih mengakar kuat hingga saat ini.
Domestikasi perempuan merupakan satu dari beberapa hal yang membatasi ruang gerak perempuan. Domestikasi perempuan inilah yang menyebabkan ruang gerak perempuan terbatas seolah-olah pada ranah domestik dan ranah reproduktif.
Salah satu tantangan pembangunan saat ini yaitu tingginya kasus kekerasan seksual dengan korban penduduk perempuan. Berdasarkan data Kementrian Perlindungan Pemberdayaan Perempuan dan Anak, sepanjang tahun 2022 secara nasional terjadi 25.455 kasus kekerasan yang sekitar 90% atau sebanyak 23.118 korban merupakan perempuan, sedangkan sisanya atau sebesar 4.221 korban merupakan laki-laki.
Di Provinsi Bali sendiri tingkat kekerasan yang terjadi jauh di bawah angka nasional, sepanjang tahun 2022 hanya terjadi 351 kasus dengan 63 korban laki-laki dan 311 korban perempuan. Meskipun jumlah kasus yang terjadi terbilang kecil tetapi persentase perempuan sebagai korban masih mendominasi. Fenomena ini menjadi tantangan besar roadmap pembangunan berkelanjutan untuk beberapa tahun mendatang.
Pandemi Covid-19 pada awal tahun 2020 telah mengubah wajah perekonomian dunia, tidak terkecuali Indonesia baik secara makro maupun mikro yang tentu saja memberi pengaruh pada perekonomian keluarga. Pembatasan aktivitas selama masa pandemi telah menyebabkan tingginya tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK) ataupun penghentian sementara yang pastinya akan berpengaruh terhadap pendapatan keluarga.
Setelah hampir 3 tahun Pandemi Covid-19, aktivitas kehidupan mulai normal dan kegiatan ekonomi pun kembali menggeliat. Namun, sedikitnya pasokan dan kondisi keamanan serta perekonomian dunia yang belum kembali stabil, menyebabkan tingginya inflasi yang berimbas pada kenaikan harga bahan pangan bahkan disusul dengan kenaikan harga BBM.
Kondisi ekonomi rumah tangga yang belum stabil akibat goncangan Pandemi Covid-19 dihadapkan pada tantangan baru. Pada masa-masa sulit inilah perempuan-perempuan tangguh mengambil peran demi keberlangsungan kehidupan rumah tangga.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Indonesia Bussiness Coalition For Women Empowerment (IBCWE) yang berkolaborasi dengan Investing in Women pada tahun 2020 menunjukkan adanya potensi untuk mendorong cara bekerja perempuan yang lebih fleksibel serta ekosistem mendukung agar perempuan bisa bertahan di dunia kerja, salah satunya adalah Work From Home (WFH).
Berdasarkan data hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali yang dilaksanakan setiap tahun terlihat bahwa antara periode 2020-2022 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) perempuan lebih rendah dibandingkan TPT laki-laki.
Pada tahun 2020 TPT perempuan sebesar 4,00 persen sedangkan TPT laki-laki mencapai angka 7,00 persen. Sedangkan pada tahun 2022 TPT perempuan sebesar 4,35 persen sedangkan TPT laki-laki mencapai 5,17 persen. Begitupula dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika pada tahun 2021 TPAK perempuan sebesar 67,61 persen, pada tahun 2022 meningkat menjadi 69,62 persen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin aktifnya perempuan berpartisipasi di dalam kegiatan ekonomi untuk mendapatkan tambahan penghasilan.
Bahkan dewasa ini tidak sedikit perempuan yang aktif dengan kegiatan sosial, kegiatan bekerja, serta mengurus rumah tangga, yang seiring dengan meningkatnya ilmu dan pendidikan yang ditempuh serta pengalaman menjadikan kegiatan perempuan pada masa kini lebih beragam.
Perempuan mulai mengembangkan dirinya sesuai dengan kemampuan dengan tidak melupakan kodratnya sebagai perempuan baik sebagai istri maupun sebagai ibu. Perempuan mempunyai suatu kelebihan tersendiri dibandingkan laki-laki, perempuan sanggup mengerjakan beberapa pekerjaan di dalam satu waktu (multitasking).
Selain itu perempuan juga bisa menjalankan multiperan, ketika di rumah seorang perempuan bisa menjadi seorang ibu untuk anak-anaknya dan menjadi seorang istri untuk suaminya, di dunia kerja seorang perempuan mampu menjadi karyawan, pemimpin, dan bahkan dalam kondisi terdesak seorang perempuan mampu melakukan pekerjaan kasar seperti layaknya laki-laki.
Perempuan mempunyai empat peran yaitu mengelola, mendidik, memelihara serta mengasuh. Berangkat dari keempat hal tersebut menjadi seorang perempuan harus tangguh dan serba bisa meskipun terdapat hambatan yang melekat di dalam dirinya.
Memperingati Hari Ibu tahun ini, tak tepat rasanya bila hanya diperingati untuk mengenang jasa ibu. Namun Peringatan Hari Ibu merupakan suatu titik balik untuk bersama-sama sadar akan hak dan kewajiban sebagai penggerak Bangsa Indonesia. Kesadaran memahami hak antar laki-laki dan perempuan tak selayaknya hanya dipahami perempuan.
Selamat hari Ibu untuk semua Perempuan Indonesia!
Penulis:
Dian Lestari Rahayuningsih
Fungsional Statistisi Muda pada Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/opn
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
