Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comPersaingan Sutedja dan Mantik Pada Pilgub Bali Pertama
Sejarah Kelam G30S 1965 di Bali (12)
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Buku "Nasib Para Sukarnois: Kisah Penculikan Gubernur Bali, Sutedja, 1966, yang ditulis oleh penulis Aju menyebutkan, pembantaian di Propinsi Bali merupakan yang paling buruk dalam sejarah kekerasan politik di Indonesia.
Bermula tahun 1950, sebagai salah satu pejuang kemerdekaan, Anak Agung Bagus Sutedja (27 tahun) ditunjuk Presiden Soekarno sebagai Kepala Daerah Bali, yang saat itu masih berstatus Provinsi Sunda Kecil (Bali, NTB, NTT).
Periode jabatan pertama Anak Agung Bagus Sutedja sebagai Kepala Daerah Tingkat I Bali berakhir tahun 1958.
Pada tahun 1958, ketika Bali resmi menjadi provinsi otonom, Anak Agung Bagus Sutedja kalah dalam perolehan suara melawan I Nyoman Mantik (sesama pejuang kemerdekaan) di dalam sidang paripurna pemilihan Kepala Daerah oleh Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR) Tingkat I Bali.
Anak Agung Bagus Sutedja dan I Nyoman Mantik, sama-sama kader terbaik Partai Nasional Indonesia (PNI) di Propinsi Bali.
Karena Presiden Soekarno menilai Anak Agung Bagus Sutedja lebih cerdas dan selalu beriringan dengan keinginan pemerintah pusat dalam tata kelola pemerontahan, perolehan suara terbanyak bagi Nyoman Mantik sama sekali tidak dijadikan pertimbangan.
Anak Agung Bagus Sutedja ditetapkan Presiden Soekarno sebagai Gubernur Bali periode kedua, berdasar Surat Keputusan Presiden Soekarno, Nomor 412/M Tahun 1959, tanggal 28 November 1959.
Anak Agung Bagus Sutedja dilantik menjadi Gubernur Bali di Denpasar, tanggal 5 Desember 1959 yang dicatat sebagai Gubernur Bali pertama.
Reporter: bbn/tim
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
