Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Disfungsi Dasar Panggul Masalah Kesehatan Perempuan Ini Sering Diabaikan

Sabtu, 6 Maret 2021, 10:20 WITA Follow
Beritabali.com

beritabali.com/ist/suara.com/Disfungsi Dasar Panggul Masalah Kesehatan Perempuan Ini Sering Diabaikan

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Disfungsi dasar panggul menjadi salah satu masalah kesehatan perempuan yang jarang dibicarakan. Padahal satu dari tiga perempuan yang melahirkan mengalami masalah dasar panggul seperti inkontinensia atau prolaps.

"Ada banyak perempuan merasa malu dengan masalah kesehatan yang sangat umum ini," kata Dr. Alice Beban dari Sekolah Rakyat, Lingkungan dan Perencanaan di Massey University.

Melansir dari Medical Xpress, penelitian Dr. Beban menemukan bahwa perempuan tidak diberi informasi yang mereka butuhkan untuk nifas. Jadi jika mengembangkan masalah kesehatan tertentu, mereka sering tidak membicarakannya dengan siapa pun, bahkan kepada dokter.

Disfungsi dasar panggul sendiri sering terjadi usai persalinan vaginal. Menurut laman resmi Universitas Gadjah Mada, disfungsi dasar panggul ini merupakan masalah perempuan yang berakibat pada penurunan kualitas hidup perempuan.

Oleh karena itu, diperlukan suatu alat bantu yang dapat memprediksi terjadinya disfungsi dasar panggul pasca persalinan vaginal.

"Lebih dari 46 persen perempuan dengan riwayat persalinan vaginal mengalami disfungsi dasar panggul dan akan menurunkan kualitas hidup perempuan," ujar dr. Nuning Pangastuti, Sp.OG(K) saat menempuh ujian Program Doktor Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, di ruang Diklat Lt 4 RSUP Sardjito, beberapa waktu lalu.

Dilansir dari Medical Xpress, dampak disfungsi dasar panggul pada kehidupan perempuan sangat signifikan. Banyak yang tidak bisa meninggalkan rumah sama sekali hingga mengakibatkan isolasi sosial.

Banyak juga yang tidak dapat bekerja atau hanya dapat bekerja beberapa jam karena kesakitan. Hal ini yang juga memunculkan masalah pada hubungan dan kesehatan mental.

"Akan sangat bagus jika para perempuan memiliki lebih banyak pilihan pengobatan bedah dan non-bedah," ujar dokter Beban.(sumber: suara.com)


 

Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami