Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan

Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Jaya Negara "Nyanggingin" Serangkaian Karya di Banjar Pekambingan
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Sehari setelah Puncak Karya Melaspas, Mupuk Pedagingan, Ngenteg Linggih, Padudusan, Mecaru Rsi Gana, dan Mecaru Manca Madurga di Banjar Pekambingan, Kelurahan Dauh Puri, rangkaian acara dilanjutkan dengan Mepandes Masal.
[pilihan-redaksi]
Dalam kesempatan tersebut Wakil Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara "ngayah" Nyanggingin serangkaian karya yang digelar bertepatan dengan Redite Umanis Warigadian Minggu (26/1) di Balai Banjar setempat.
Sebagai Wakil Walikota, Jaya Negara memang tidak asing lagi dalam tugas nyanggingin. Terlihat begitu terampil dan apik dalam menatah. Lantunan kidung dan suara gender mengiringi Wawali Jaya Negara melaksanakan tugas dalam menatah peserta.
Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, Anggota DPRD Provinsi Bali, AA Ngurah Adhi Ardhana, Ketua Fraksi PDIP DPRD Kota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa, Pimpinan OPD serta sanak saudara dan peserta mepandes massal.
Disela-sela pelaksanaan karya Wakil Walikota Denpasar, IGN. Jaya Negara mengatakan bahwa ritual potong gigi (mepandes) yang merupakan salah satu upacara Manusa Yadnya yang wajib dilakukan.
Dalam agama Hindu Mepandes wajib dilakukan ketika anak menginjak usia remaja atau sudah dewasa. Upacara ini bertujuan untuk mengendalikan 6 sifat buruk manusia yang menurut agama Hindu dikenal dengan istilah Sad Ripu (enam musuh dalam diri manusia).
Lebih lanjut dikatakannya, selain merupakan sebuah kewajiban yang dilaksanakan dalam kehidupan, metatah merupakan upacara untuk menetralisir sifat buruk dalam diri manusia yang disebut dengan Sad Ripu yang meliputi Kama (sifat penuh nafsu indriya), Lobha (sifat loba dan serakah), Krodha (sifat kejam dan pemarah), Mada (sifat mabuk atau kemabukan), Matsarya (sifat dengki dan irihati), dan Moha (sifat kebingungan atau susah menentukan sesuatu).
“Mepandes atau metatah merupakan wujud bhakti kepada Sang Pencipta. Dengan dilaksanakannya karya metatah dan menek kelih masal ini diharapkan mampu meningkatkan sradha dan bhakti umat, serta para peserta atau yang bersangkutan mampu menjadikan diri lebih dewasa dan bijak baik dalam berpikir, berbuat dan berbicara,” ujar Jaya Negara.
Penglingsir Prajuru Banjar Pekambingan, I Made Bawa Antaranda saat ditemui mengatakan rangkaian upacara di banjar ini berkaitan dengan renovasi di area Parhyangan dan Banjar Pekambingan seluas 8 Are meliputi Pelinggih Ida Bagawan Penyarikan, Palinggih Tajuk, Apit Lawang, dan Bale Kulkul. Khusus untuk Mepandes masal dilaksanakan guna mewujudkan sradha dan bhakti umat kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa serta membantu sesama umat Hindu.
Adapun Mepandes Masal ini diikuti oleh sedikitnya 78 peserta yang merupakan Krama Banjar Pekambingan. Rangkaian acara telah dimulai sejak pagi hari diawali dengan Pengekeban, Medengen-dengen, Mabiokaonan, Mepandes dan Natab.
“Tentu kami sebagai warga banjar dan umat Hindu berkomitmen untuk membantu sesama serta meringankan beban umat dalam pelaksanaan yadnya, serta selalu berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat serta dapat meningkatkan sradha dan bhakti umat,” jelasnya.
Reporter: Humas Denpasar
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
