Akun
user@gmail.com

Beritabali ID: 738173817


Langganan
logo
Beritabali Premium Tidak Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium

Aktif sampai 23 Desember 2025


New York, USA (HQ)

750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845

Call: 469-537-2410 (Toll-free)

hello@blogzine.com
Cokorda Pemecutan: Jangan Ngaku-Ngaku dan Mimpi Jadi Raja di NKRI

Minggu, 19 Januari 2020, 13:15 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Fenomena munculnya "Raja" dan "Kerajaan" baru kini bermunculan di berbagai daerah di Indonesia seperti Fenomena Keraton Agung Sejagat atau Sunda Empire di pulau Jawa.

Terkait hal ini, penglingsir atau tokoh Puri Agung Pemecutan Denpasar, A.A. Ngurah Manik Parasara (Ida Cokorda Pemecutan XI) meminta agar tidak ada lagi pihak-pihak yang mengklaim diri sebagai raja tanpa dasar hukum atau silsilah sejarah yang jelas.

"Kita sudah sepakat saat ini kita hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI. Jadi jangan lagi ada yang mimpi atau ngaku-ngaku jadi raja di NKRI. Kalau mimpi jadi camat, bupati, atau gubernur, bolehlah," kata Tjokorda Pemecutan saat ditemui di Puri Pemecutan Denpasar, Bali, Sabtu (18/1/2020).

Fenomena "raja" dan "kerajaan" yang muncul saat ini, kata Cokorda, lebih pada bentuk kerinduan terhadap leluhur masing-masing, dan ini wajar-wajar saja sepanjang tidak melenceng dari norma hukum dan sosial yang berlaku di masyarakat.

"Boleh aja ngaku-ngaku raja, tapi jangan sampai nipu-nipu. Yang lebih penting dari pengakuan sebagai raja itu adalah budi pekerti yang baik dan bisa memberi teladan baik bagi orang banyak,"ujarnya. Pengakuan sebagai seorang keturunan raja dari kerajaan tertentu, menurut Cokorda, tidak bisa berasal dari diri sendiri atau segelintir orang yang mendukungnya. Tapi ada beberapa indikator yang bisa membuktikan seseorang merupakan keturunan seorang raja.

"Orang bisa disebut atau diakui sebagai keturunan raja bisa dilihat dari darah, trah, dan sejarah. Meskipun dia pedagang sate atau pedagang krupuk saat ini, tapi kalau dia memang benar punya trah atau keturunan raja, ya tetap saja keturunan raja. Jangan hanya karena banyak memiliki uang sudah mau ngaku-ngaku jadi raja.

 

Ini nanti harus dibuktikan lewat darah, trah , dan sejarah itu. Misalnya saya trah Raja Badung, itu bisa ditelusuri sejarahnya, misalnya saja dari masyarakat yang ada di sekitar puri atau wilayah kerajaan leluhur saya dulu, pasti ada jejak sejarahnya,"papar trah Raja Badung yang humoris ini.  
 

logo

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami