Sukses di KLU, Teknologi Irigasi Tetes Direplikasi di Lahan Kering Lombok

Jumat, 8 November 2019, 10:15 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.


Lahan pertanian jagung yang diairi dengan teknologi irigasi tetes atau drip irrigation di Kabupaten Lombok Utara (KLU), setelah diterapkan ternyata berhasil melipat gandakan produktivitas jagung di tanah kering daerah tersebut. 

[pilihan-redaksi]
Jagung yang tadinya hanya bisa dipanen sekali setahun, dengan hadirnya 'drip Irrigation' kini bisa panen minimal tiga kali setahun. Dengan hasil tiga bahkan empat kali lipat tersebut, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bertekad mereplikasi terobosan dengan teknologi irigasi tetes ini di tanah-tanah kering lainnya di seluruh pulau Lombok dan Sumbawa.

"Terobosan ini sudah dimulai dari Kabupaten Lombok Utara. Kita akan mereplikasi teknologi ini di daerah kering lainnya di seluruh Lombok dan Sumbawa," kata Gubernur NTB, Doktor H Zulkiflimansyah, usai peninjauan lapangan 'Sinkronisasi Percepatan Industrialisasi Pertanian' di Desa Akar-akar Kecamatan Bayan, KLU, Kamis (7/11). 

Di KLU di sesi Temu Petani Mitra, Gubernur Zul menyaksikan langsung bagaimana perkembangan yang berhasil disuguhkan oleh tumbuhnya industrialisasi di sektor pertanian dengan teknologi irigasi tetes ini.

"Hari ini saya menyaksikan di Lombok Utara, tanah yang tadinya gersang dan kering, kini hijau siap dipanen," ujar Gubernur Zul. 

Yang meyakini kesinambungan penanaman akan memungkinkan ketersediaan bahan baku  untuk pakan ternak. Yang kemudian memajukan peternakan dan juga industri makanan di NTB. Tentang industrialisasi pertanian kaitannya dengan pengangguran dan kemiskinan, gubernur menegaskan akan bisa dikurangi. Sebab industrialisasi memungkinkan hadirnya peningkatan produktivitas. 

Komoditas yang tumbuh dari tanah-tanah di NTB, bisa menghasilkan nilai tambah berlipat ganda berkat industrialisasi. Konsep industrialisasi yang dimaksud di sini, tidak harus selalu berupa hadirnya teknologi yang rumit atau berupa mesin-mesin besar. Melainkan teknologi sederhana yang bisa mengolah hasil pertanian di NTB menjadi aneka produk olahan. Yang juga pastinya membutuhkan tambahan tenaga kerja.

logo

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami