Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comTarik Ulur Rencana Pembangunan Bandar Udara Buleleng
Selasa, 6 November 2018,
14:50 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Gubernur Bali periode 2018-2023, I Wayan Koster, memastikan akan mewujudkan pembangunan Bandar Udara Bali Utara di wilayah Kubutambahan, Buleleng. Koster juga memastikan ijin penetapan lokasi (penlok) dari Menteri Perhubungan, akan segera turun, dan bandara Buleleng dipastikan akan dibangun di darat.
Menurut Koster, rencana semula runway atau landasan pacu bandara akan dibangun di laut dengan cara reklamasi. Namun setelah dikalkulasi, investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 25 triliun dan membutuhkan teknologi tinggi, waktu yang lama, dan risiko tinggi. Dengan berbagai pertimbangan, diputuskan bandara di Buleleng positif akan dibangun di daratan wilayah Desa Kubutambahan dan sekitarnya. Koster menyatakan sudah tiga kali bertemu Menteri Perhubungan untuk mengawali rencana pembangunan Bandara Bali Utara ini yakni pada 10 Agustus lalu, 27 Agustus, dan terakhir 4 September lalu.
Pernyataan Koster ini tentu merupakan kabar gembira bagi warga Bali khususnya warga di Buleleng, yang sudah lama menantikan kepastian rencana pembangunan bandara tersebut. Apalagi dalam perjalanan sebelumnya terjadi tarik ulur, muncul perbedaan pendapat, terutama soal lokasi bandara apakah akan dibangun di wilayah barat atau wilayah timur Buleleng. Juga perbedaan pendapat apakah bandara akan dibangun di atas laut dengan cara reklamasi ataukah dibangun di daratan?
Wacana pembangunan bandara di Buleleng atau yang sebelumnya sering disebut dengan Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) ini sudah muncul secara intensif di era kepemimpinan Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Sebelum ditetapkan di darat wilayah Kubutambahan oleh Gubernur Koster, sebelumnya sempat terjadi perdebatan soal lokasi, apakah bandara baru akan dibangun di wilayah barat Buleleng, tepatnya sekitar Gerokgak, atau di bagian timur Buleleng di sekitar wilayah Kubutambahan.
Pembangunan bandara baru di Buleleng, sebelum Koster terpilih sebagai Gubernur, sudah digadang-gadang akan dibangun di wilayah sekitar Kubutambahan, namun dibangun di atas permukaan laut dengan cara reklamasi. Bandara baru disebut akan dibangun dengan mengusung konsep ramah lingkungan, dengan menggandeng konsultan asal Kanada Airport Kinesis Consultant.
Dalam rencana pembangunan itu disebutkan, bandara dengan luas lahan 1. 400 hektar nantinya diharapkan tidak hanya bisa menghasilkan listrik sendiri yang berasal dari arus laut namun juga akan menghasilkan air bersih melalui proses desalinasi. Keberadaan bandara yang dibangun di atas laut ini juga diklaim tidak akan menghilangkan ataupun mengganggu keberadaan sekitar 400 - 600 hektar sawah yang berada di sekitar areal bandar udara baru tersebut.
Saking yakinnya, pihak PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) juga telah menggelar upacara "nuasen" pada bulan Agustus 2017. Menurut Presiden Direktur PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU), Made Mangku, upacara "nuasen" atau upacara untuk memulai pembangunan proyek baru ini dilakukan di Dusun Yeh Buah, Desa Kubutambahan, Buleleng. Meski sudah melakukan "nuasen" atau hari baik untuk memulai pembangunan bandara, namun Made Mangku waktu itu mengakui masih belum mengantongi rekomendasi Penlok atau penentuan lokasi dari pemerintah pusat.
Waktu itu, I Made Mangku menyatakan, Bandara baru di Buleleng siap mulai dibangun 2017. Dana yang disiapkan untuk membangun bandara di Bali utara ini sebesar Rp 50 triliun. Selain bandara, juga akan dibangun berbagai fasilitas penunjang seperti pembangkit listrik (power plant) yang akan menggunakan lahan 150 hektar, Aero City seluas 600 hektar, sekolah, rumah sakit, mall, hingga tempat rekreasi. Untuk bandara, akan dibangun dua runway dan terminal penumpang. 1 runway untuk landing, dan 1 lagi untuk take off. Terminal penumpang akan dibuat connect (terhubung) dengan aerocity dan juga connect dengan terminal cargo. Selain itu, juga akan dibangun pelabuhan Marina untuk kapal pesiar yang berdampingan dengan airport. Dan yang tak kalah penting, akan dibangun infrastruktur jalan termasuk tol.
Pembangunan bandara baru di Buleleng beserta fasilitas pendukungnya yang diperkirakan akan memakan biaya Rp 50 triliun, investor utamanya waktu itu disebut-sebut adalah Airports Kinesis Finance (AKF) dari Kanada. AKF akan membangun bandara dan terminal penumpang. Infrastruktur jalan akan dibangun oleh investor dari Korea Selatan. Sementara Aero City akan dibangun oleh investor dari Belarusia. Namun semua dibawah koordinasi investor AKF Kanada. Pelaksana pembangunan semua dilakukan oleh PT PT BIBU Panji Sakti dengan investor dari Kanada, Korea, dan Belarusia. Setelah jadi, baru akan ditunjuk siapa operator bandara yang dinilai layak mengoperasikan bandara baru tersebut. (beritabali.com, September 2017).
Dalam catatan penulis, rencana pembangunan Bandara Buleleng ini juga sempat menjadi "rebutan" dari dua pihak, yakni PT BIBU dan PT Pembari. Guna memuluskan pembangunan Bandara Bali Utara, Wakil Gubernur Bali era Ketut Sudikerta, sempat berinisiatif mempertemukan dua calon investor yakni PT BIBU dan PT Pembari, untuk menyepakati lokasi pembangunan bandara yang menjadi perbedaan mendasar dari kedua belah pihak. Waktu itu telah terjadi kesepakatan pembangunan Bandara Bali Utara di pantai yang ada di Kubutambahan. Kedua belah pihak waktu itu juga telah sepakat menindaklanjuti proses pembangunannya agar konsensus pemberian penlok (penentuan lokasi) bisa diwujudkan.
Kini, Gubernur Koster sudah menetapkan dan memastikan Bandara Bali Utara di Buleleng akan dibangun di daratan wilayah Kubutambahan. Keputusan ini tentu tak bisa memuaskan semua pihak. Terutama pihak-pihak yang sebelumnya telah siap dengan rencana membangun bandara baru di atas laut dengan cara reklamasi.
Meski tidak bisa memuaskan semua pihak, namun masyarakat Bali khususnya warga Buleleng tentu berharap banyak bandara baru di Buleleng ini akan bisa benar-benar terwujud. Bandara baru akan memunculkan kota baru di sekitarnya atau aero city. Kawasan sekitar bandara baru akan berkembang dengan sangat pesat. Pertumbuhan ekonomi warga sekitar bandara juga otomatis akan berkembang juga.
Mayoritas masyarakat tentu tidak mau terlalu ambil pusing, apakah bandara baru nantinya akan benar-benar dibangun di daratan Kubutambahan, atau dalam perkembangan selanjutnya ada perubahan rencana kembali ke rencana semula dibangun di atas laut. Masyarakat juga tentu akan tidak terlalu ambil pusing, jika nantinya dalam pembangunan bandara baru di Buleleng ada benturan dari berbagai kelompok kepentingan yang pasti akan "bermain" di sana.
Bagi masyarakat Bali khususnya di Bali Utara (Buleleng), yang terpenting adalah, apa yang telah disampaikan oleh Gubernur Koster ini benar-benar bisa diwujudkan. Benar-benar akhirnya menjadi sebuah karya nyata yang keberadaan dan manfaatnya bisa dinikmati oleh masyarakat Buleleng dan juga Bali. Jika memang sudah mantap memutuskan bandara baru Buleleng dibangun di daratan Kubutambahan, Gubernur Koster harus konsisten mengikuti dan merealisasikan apa yang telah diputuskannya tersebut. Agar rencana pembangunan Bandara Bali Utara di Buleleng ini tidak terus menerus menjadi "barang" yang ditarik ulur berkepanjangan, yang hanya akan membuat masyarakat menjadi kecewa dan akhirnya tak percaya lagi dengan apa yang sudah diucapkan pemimpinnya.
Berita Premium
Reporter: bbn/psk
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Senin, 22 September 2025

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Sabtu, 20 September 2025

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Sabtu, 23 Agustus 2025

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
Jumat, 30 Mei 2025

29 Pasangan Ikuti Nikah Massal di Pengotan
Kamis, 15 Mei 2025