Komisioner KPPAD Bali Usulkan Program Pendidikan Seks Usia Dini
Rabu, 24 Januari 2018,
15:37 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Komisioner Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak (KPPAD) Bali Ni Luh Gede Yastini mengusulkan implementasi program pendidikan seks usia dini pada anak didik. Usulan tersebut didasarkan pada maraknya kasus kekerasan dan pelecehan seksual belakangan ini di Bali.
Menurut Gede Yastini, dalam sepekan ini telah terjadi dua kasus pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak yang cukup menonjol di Bali. Pertama, seorang siswi SLTP di Denpasar yang melakukan video call mesum dengan pacarnya hingga berujung laporan ke polisi. Kedua, remaja siswi SLTP yang tewas setelah melakukan hubungan layaknya suami istri.
"Peristiwa ini sangat memprihatinkan, dan menjadi pembelajaran bagi kita agar mulai terbuka berbicara mengenai reproduksi. Selama ini ketika kita bicara tentang pendidikan seks usia dini, selalu dikonotasikan negatif," ujar Yastini pada Rabu ( 24/1/2018) di Denpasar.
Padahal lanjutnya, ini lebih pada persoalan tentang pendidikan pengenalan kesehatan reproduksi. "Ini sangat penting bagi usia remaja untuk diedukasi sehingga mereka mendapatkan informasi yang benar dari sumber yang benar dan tepat, bukan dari sumber yang tidak jelas," tegas Yastini.
Ia menegaskan bahwa dalam Undang-Undang Kesehatan jelas disebutkan bahwa remaja harus mendapatkan edukasi, informasi dan layanan kesehatan termasuk kesehatan reproduksi.
"Apabila upaya edukasi dan penyediaan informasi yang didapat dari sumber yang benar ini dilakukan, maka mereka (remaja) akan jelas bisa memahami secara benar bagaimana fungsi alat reproduksi dan apa dampak/akibat apabila melakukan hubungan seksual terlalu dini," ungkapnya.
Ditambahkan lagi, dalam Undang-Undang Kesehatan juga dijelaskan bahwa pendidikan kesehatan bisa didapat di sekolah dan di luar sekolah. "Maka dari itu akan jauh lebih baik lagi kalau ini (pendidikan seks usia dini) bisa dilakukan dengan lebih sistematis. Misalnya dengan memasukkan mengenai pengetahuan reproduksi ini dalam kurikulum pendidikan," kata Yastini.
Berita Premium
Reporter: bbn/mul
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Senin, 22 September 2025

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Sabtu, 20 September 2025

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Sabtu, 23 Agustus 2025

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
Jumat, 30 Mei 2025

29 Pasangan Ikuti Nikah Massal di Pengotan
Kamis, 15 Mei 2025