Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Tol Baru di Bali Harus Perhatikan Kearifan Lokal dan Keseimbangan Alam

Selasa, 9 Februari 2016, 23:05 WITA Follow
Beritabali.com

bbn/file

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Rencana Pemerintah Provinsi Bali membuat jalan bebas hambatan yang menghubungkan Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng disambut baik ahli infrastruktur jalan. Meski mendapat dukungan, namun pembangunan jalan tol baru di Bali diharapkan senantiasa memperhatikan kearifan lokal dan alam. 
 
Ahli infrastruktur jalan sekaligus mantan Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) 8 wilayah Bali, NTB, NTT, Susalit ALius CES, menyatakan, ide pembangunan jalan tol Denpasar-Buleleng seperti yang disampaikan Wagub Bali Ketut Sudikerta sangat baik karena bisa menunjang sektor dunia pariwisata Bali.
 
"Bagus sekali gagasan ini, Pulau Bali itu sangat unik, dan itu merupakan anugrah Tuhan yang sangat indah bagi Indonesia, dan pariwisata merupakan satu-satunya yang menjadi andalan kita,"ujar Susalit, (9/2/2016). 
 
Menurut Susalit, sebenarnya jaringan jalan di Bali sudah sangat baik dan sempurna, dimana jaringan jalan sepulau Bali mempunyai bentuk menyerupai pola jaring laba-laba, ada yang melingkar dan ada yang seperti jari-jari sepeda. 
 
"Kita bisa menggunakan banyak jalur alternatif dari utara ke selatan dan sebaliknya, demikian juga dari timur ke barat. Memang faktanya bahwa pembangunan infrastruktur, terutama bagi pariwisata tidak merata antara utara dan selatan, shg menyebabkan pergerakan manusia, barang dan jasa yang sangat padat antara utara dan selatan,"ujar ahli jalan lulusan Perancis ini. 
 
Karena tidak merata, lanjut susalit, para wisatawan kebanyakan memilih bagian selatan (Kuta, Legian, Nusa Dua) untuk menginap. Dan ketika mereka berpergian dan kembalinya ke seantero Pulau Bali akan melewati jaringan jalan utama yang sama.
 
"Kapasitas jalan sudah tidak memadai untuk saat ini, sehingga perlu peningkatan kapasitas sesuai dengan volume dan jenis lalu lintas saat ini dan ke depannya, sehingga bisa memberi pelayanan yang terbaik bagi para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bali,"ujarnya.
 
Susalit menyatakan, sudah saatnya modernisasi pembangunan infrastruktur dimulai di Pulau Bali, namun juga harus menjaga adat serta budaya setempat. Perlu kearifan lokal utk merencanakan pembangunan infrastruktur terutama jalan.
 
Selain memperhatikan kearifan lokal, pembangunan infrastruktur baru termasuk jalan tol dari Bali utara ke selatan juga harus memperhatikan keseimbangan alam yang ada. 
 
"Jika ada melewati jalur gunung api yang masih aktif, perlu penelitian khusus kalau akan membuat terowongan di sana, jangan sampai mengganggu keseimbangan alam yang ada, dan juga untuk menjaga tata guna lahan yang bisa menyebabkan lahan berubah fungsi,"ujarnya.
 
"Sebaiknya kalau nanti melewati lahan produktif untuk pangan, baiknya dibuat jalan melayang di atas lahan (elevated road). Dan juga yang paling penting adalah penyiapan lahan bagi pembangunan jalan tersebut. Mulai sekarang sudah harus melakukan sosialisai dan komunikasi kepada masyarakat,"imbuhnya.
 
Kedepan, jelas Susalit, Bali membutuhkan pembangunan simpang tidak sebidang (fly over atau underpass), butuh jalan bebas hambatan timur barat dan utara selatan, serta butuh trotoir bagi para pedestrian dan wisatawan.
 
 
"Bali juga butuh jalur khusus untuk kendaraan roda dua terutama untuk para peselancar, dan itu harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, bahkan tanpa hiruk pikuk dari segala hal, sehingga masyarakat Bali nyaman dan wisatawan juga senang, harus seimbang,"tutupnya.
Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami