Perairan Selatan Bali Kaya Mamalia Laut
Rabu, 18 November 2015,
14:15 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Hasil penelitian dan riset awal bersama antara Conservation International (CI) Indonesia, Cetacean Sirenian Indonesia, Oceans Initiative, dan Fakultas Kelautan dan Perikanan Udayana, serta didukung Kementerian Kelautan dan Perikanan, berhasil menemukan banyak mamalia laut di perairan selatan Bali.
"Riset mamalia laut ini dilaksanakan untuk mempelajari lebih banyak tentang keberadaan mamalia laut di perairan selatan Bali, yang juga merupakan kawasan yang terkenal dengan wisata surfing tersebut," ujar Putu Liza Mustika, salah satu peneliti dari Cetacean Sirenian Indonesia , Rabu (18/11/2015).
Selain itu, kata Liza, hasil riset ini juga akan digunakan sebagai data pendukung bagi Jejaring Kawasan Konservasi Perairan (KKP) di Bali dan sekitarnya yang penting untuk pengelolaan sumber daya kelautan khususnya mamalia laut yang mempunyai ruaya sangat luas.
"Hasil yang didapatkan selama survey diwilayah tersebut mengidentifikasi setidaknya tiga jenis paus dan lima jenis lumba-lumba, yaitu Sperm whale (Physeter macrocephalus), Sei whale (Balaenoptera borealis), Bryde’s whale (Balaenoptera edeni), Spinner dolphins (Stenella longirostris), Spotted dolphins (Stenella attenuata), Risso’s dolphins (Grampus griseus), Fraser’s dolphins (Lagenodelphis hosei) dan Bottlenose dolphins (Tursiops sp)," ungkapnya.
Peneliti lainnya, Hanggar Prasetio, menambahkan jika hasil identifikasi ini dimungkinkan bisa berkembang dengan temuan lainnya berdasarkan foto yang diambil. Selain itu, ditemukan Megafauna laut lain yang berada di wilayah perairan ini seperti Penyu, Mola-mola, Manta, Hiu paus (Rhincodon typus), Hiu, Ular laut dan Burung.
Para peneliti yang berjumlah 6 orang itu berharap hasil awal riset ini dapat membantu menjelaskan keanekaragaman hayati dan korelasinya dengan dinamika kelautan (oceanography) serta hubungannya dengan pembangunan di pesisir Bali yang cenderung tidak terkendali, aliran limbah domestik dan industry kemaritiman (efek suara dari kapal-kapal laut bagi paus dan lumba-lumba).
Tidak hanya itu, hasil riset awal ini dapat dijadikan referensi bagi pemangku keputusan baik di tingkat desa maupun propinsi untuk memberikan perhatian lebih pada ekosistem kelautan yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang selaras dengan kelestarian alam sekitar.
"Peneltian kita lakukan selama seminggu sejak 30 Oktober sampai 7 Nomeber 2015 ternyata perairan Bali kaya dan banyak sekali mamalia. Bahkan, lumba-lumba totol sama lumba-lumba Spinner kita temukan banyak sekali. Mereka bergerombol dan kita estimasi jumlahnya sekitar 500an," tutup Hanggar.[bbn/dws/rls]
Berita Premium
Reporter: bbn/eng
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Senin, 22 September 2025

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Sabtu, 20 September 2025

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Sabtu, 23 Agustus 2025

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
Jumat, 30 Mei 2025

29 Pasangan Ikuti Nikah Massal di Pengotan
Kamis, 15 Mei 2025