Kementerian Perhubungan Kaji Kelapa Sawit Untuk BBM Pesawat
BERITABALI.COM, BADUNG.
Untuk mendukung program energi terbarukan, Kementerian Perhubungan telah melakukan kajian mengenai penggunaan energi terbarukan untuk lalu lintas udara atau Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk pesawat.
Direktur Keamanan Penerbangan Kementerian Perhubungan menyatakan kajian untuk BBM Pesawat merupakan hasil kajian bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), perguruan tinggi dan sejumlah institusi terkait lainnya.
"Penggunaan energi terbarukan untuk lalu lintas udara atau BBM untuk pesawat kedepannya mengarah kepada palm oil atau kelapa sawit," kata Yusfandri Gona dalam keterangannya di acara International Civil Aviation Organization (ICAO) Committee Aviation on Environment Protection (CAEP) di Kuta, Badung, Bali, Senin 15 September 2014.
Selain itu, Yusfandri mengaku pihaknya menargetkan pada tahun 2020 akan menekan emisi gas rumah kaca hingga mencapai 41 persen. Dari jumlah itu, 26 persen adalah usaha dalam negeri, dan 15 persen merukapan prakarsa internasional.
"Itu kan semua sektor mulai dari kehutanan, energi, lahan gambut dan transportasi. Khusus untuk transportasi udara targetnya 41 persen pada 2020," ungkapnya.
Ketua Rencana Aksi Gerakan Rumah Kaca Kemenhub melanjutkan, penekanan emisi akan terus berlanjut ke depannya. Pada 2030 bahkan ditargetkan, emisi dapat ditekan menjadi 20 persen.
"Pada 2050 tercapai netral growth. Dan tahun itu, emisi tidak boleh bertambah meski industri perhubungan terus tumbuh," tandasnya.
Reporter: bbn/net
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
