Akun
user@gmail.com

Beritabali ID: 738173817


Langganan
logo
Beritabali Premium Tidak Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium

Aktif sampai 23 Desember 2025


New York, USA (HQ)

750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845

Call: 469-537-2410 (Toll-free)

hello@blogzine.com
Mengolah Usus Babi Jadi Urutan

Denpasar

Rabu, 22 Mei 2013, 13:11 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Daging babi tak asing dalam kuliner khas Bali, dalam upacara keagamaan, hampir selalu menyuguhkan olahan satu ini yang merupakan berasal dari jenis ternak yang tergolong pemalas.

Dalam setiap satu ekor babi, hampir semua organ yang ada dalam tubuh bisa dimanfaatkan sebagai bahan utama kuliner yang menggugah selera. Salah satu bagian babi yang tentunya dapat menghasilkan nilai ekonomi adalah organ usus. Organ ini dapat diolah menjadi lauk yang disebut Urutan.

Urutan umumnya berbentuk memanjang dengan tekstur kasar, berwarna coklat kehitaman. Apabila berkunjung ke sebuah warung kuliner khas bali, lauk satu ini akan selalu hadir diantara olahan babi yang lainnya. Salah satu penjual,  getor memajang olahan urutan yang memiliki kandungan gizi ini adalah Ibu Kusuma, pemilik Warung Kusuma Dewi, di kawasan pasar Senggol, Kreneng.

Dalam tiap satu ekor babi yang bobotnya 100 kilogram, ia dapat menghasilkan 15 kilogram olahan Urutan yang panjangnya bisa satu setengah meter. Urutan akan dibentuk sedemikian rupa,  untuk bagian dalam urutan adalah potongan dari daging atau lemak.

Potongan – potongan tersebut dibumbui dengan ” base gede “  atau bumbu kaya rempah. Semua campuran ini akan dimasukkan kedalam usus  babi yang merupakan bagian terluar dari urutan.

Proses selanjutnya, memasukkan campuran daging dan lemak yang sudah bercampur bumbu ke dalam organ usus yang ujungnya telah diikat dengan tali. Hal ini dilakukan sampai merata,  hingga terisi penuh.

“ Membuat urutan, yang paling lama itu adalah proses pengisian. Karena harus hati – hati agar usus tidak robek “, ujar Kusuma.

Tingginya permintaan pasar akan sebuah kuliner satu ini membuat proses pematangan dilakukan secara singkat,  yakni digoreng. Padahal, urutan yang tergolong baik adalah dikeringkan dibawah sinar matahari dengan cara digantung.

 



Hal ini dilakukan agar urutan rasanya jauh lebih enak dibandingkan dengan yang digoreng. Kendati demikian, permintaan akan urutan tetap tinggi di dalam tiap sajian kuliner khas Bali. Urutan biasanya disajikan ntuk dalam terpotong - potong sebagai peneman lauk lainnya.

Dalam satu lilit urutan, Kusuma  menjual seharga Rp 120 ribu per kilogram.

logo

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami