Rusuh Lampung, Warga Bali Menolak Dievakuasi

Selasa, 30 Oktober 2012, 06:51 WITA Follow
image

google.com/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengaku sudah berkoordinasi langsung dengan Kapolda Lampung soal kerusuhan yang melibatkan warga Bali di kampung Bali Nuraga dengan warga setempat.

"Dua hari yang lalu saya mencoba berbicara dengan Pak Kapolda. Kemarin sampai sore saya juga berkomunikasi. Beliau meminta kepada saya untuk membantu membujuk masyarakat kita di Bali Nuraga untuk mau dievakuasi," kata Pastika di Denpasar, Selasa (30/10/2012).

Untuk membujuk agar mau dievakuasi, Pastika kemudian memerintahkan PHDI (Parisadha Hindu Dharma Indonesia) untuk menghubungi masyarakat di sana untuk maksud tersebut.

"Saya minta kepada Ketua PHDI Bali untuk menghubungi mereka. Ketua PHDI sudah menghubungi," kata mantan Kapolda Bali itu. Sayang, kata Pastika, Ketua PHDI Bali gagal membujuk masyarakat untuk mau dievakuasi. "Saya dilapori Ketua PHDI Bali. Katanya mereka (masyarakat Bali Nuraga) ngotot untuk tetap bertahan," jelas Pastika.

Saat ini, sambung Pastika, ada 300 orang yang akan bertahan, siap dengan segala resiko. "Padahal yang akan menyerbu lebih dari 3.000 orang. Polisi juga sudah berusaha disekat di satu tempat, tapi jebol. Sekat lagi di satu tempat jebol lagi. Karena mereka lewat sawah-sawah. Itu persoalannya," terang Pastika. Soal langkah terbaik yang akan ditawarkan, Pastika mengaku akan merudingkan dulu dengan pihak terkait. "Mana langkah yang terbaik, itu kita pikirkan. Tentu saja kita perihatin dengan apa yang terjadi.

Kejadian ini beberapa waktu lalu terjadi, dan sekarang terjadi lagi. Ini akan terus terulang kalau kelakuan orang-orang itu tetap seperti itu," imbuh Pastika
 

logo

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami