search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tradisi Ruwatan Segara, Kearifan dalam Menjaga Laut
Sabtu, 30 April 2011, 13:13 WITA Follow
image

image.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Sebagai bentuk upaya menjaga kelestarian laut, nelayan Pulau Serangan Denpasar menggelar sebuah prosesi upacara secara hindu dalam bentuk ruwatan segara (meruwat laut). Prosesi ruwatan diawali dengan persembahyangan kemudian menenggelamkan sebuah media tanam terumbu karang dalam bentuk gentong ke tengah laut.

[pilihan-redaksi]

Ketua kelompok nelayan Sari Mertasegara Wayan Patut saat ditemui Beritabali.com di Serangan, Sabtu (30/4) menyatakan upacara ruwatan segara merupakan upaya dari nelayan Pulau Serangan untuk menjaga ekologi laut pulau serangan. Melalui upacara ini nelayan Serangan berharap laut tetap memberikan berkah penghidupan.

"Ketika kondisi ekosistem bawah laut sehat maka habitat ekosistem laut semakin beragam keberadaanya dibawah laut. Sehingga juga menyebabkan nelayan tidak lagi susah jauh-jauh mencari ikan," ujar Wayan Patut.

Wayan Patut menambahkan ruwatan juga bertujuan memulihkan kembali kelestarian trumbu karang di pantai Serangan yang sempat mengalami kerusakan pada 1996 akibat reklamasi pantai. Dimana reklamasi yang menyebabkan perubah luas pulau dari 112 hektar menjadi 4 kali dari luas awal telah menyebabkan 5 hektar kawasan trumbu karang mengalami kerusakan.

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami