Pupuk Langka, Petani Tabanan Resah
Tabanan
BERITABALI.COM, TABANAN.
Pupuk Langka Petani tabanan Resah Masyarakat Tabanan yang sebagian besar bergelut di dunia pertanian kini nasibnya kian tak menentu. Pasalnya selain serangan hama tikus yang kembali mengganas di Tabanan Utara seperti Marga, sementara itu petani Tabanan Selatan juga tak kalah resahnya karena mengalami kelangkaan pupuk.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu petani asal Tabanan Selatan yakni Pan Dian, Kamis (22/1). Sejak musim tanam satu bulan lalu, dirinya kebingungan mencari pupuk seperti urea, za, atau pupuk kimia lainnya. Ia pun berusaha mencari di luar desa yang masih satu kecamatan yakni kecamatan Tabanan, usaha pencairan itu pun sia-sia karena di tempat lain pupuk juga langka.
"saya sampai mencari ke daerah Munggu, kabupaten Badung,"jelasnya. Meski ada, tapi harganya sudah dua kali lipat dari harga sebelumnya. Dicontohkanya, untuk satu sak pupuk urea yang harganya sekitar Rp 65 ribu, karena langka dan susah didapat harga pupuk urea per saknya menjadi Rp 120 ribu." Meski mahal, terpaksa saya beli agar tanaman padi saya bisa tumbuh dan tidak mati kekurangan pupuk," bebernya.
Hal senada juga dikatakan oleh Pan Sadia, Ia juga mengatakan keresahannya karena belakangan ini sulit membeli pupuk. Ia yang memang menjadi petani turun-temurun ini, mengatakan harus mencari pupuk di Banyuwangi. "saya punya langganan buruh mantig (pemanen) dari Banyuwangi, saya belinya di Banyuwangi nitip sama buruh mantig saya," jelasnya.
Upaya itu dilakukannya karena tidak mau padi yang telah ditanamnya mati dan layu akibat kekurangan pupuk. "katanya pupuk disubsidi oleh pemerintah, kok malah sulit mencari, kalaupun ada harganya dua kali lipat,"katanya dengan nada penuh Tanya. "kami pun berharap pemerintah segera menangani permasalahan ini jika tidak ingin melihat petaninya melarat karena gagal panen," pungkasnya.
Reporter: bbn/ctg
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
