Rumah Mewah Itu Dilengkapi Empat CCTV
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Buron, Ida Bagus Kusmariawan alias Gusdek, bisa dibilang berotak encer. Dia membeli perangkat elektronik dan merekrut 10 pengepul togel untuk memuluskan bisnis haramnya menjadi Bandar besar togel Singapura - Malaysia. Bahkan, pengusaha jual beli mobil bekas ini, memasang empat unit CCTV di depan rumah mewahnya, di Jalan Ahmad Yani Gang Toh Jaya nomor 21 Denpasar, supaya bisa melihat orang yang masuk ke rumahnya.
Warga setempat, banyak yang tidak mengetahui, kalau Gusdek adalah Bandar togel. Wajar saja, Gusdek dikabarkan jarang bergaul terhadap warga setempat. Pintunya pun selalu tertutup dan terkunci rapat. Gusdek pun dikabarkan jarang berada di rumah.
Empat unit CCTV (satu CCTV rusak) yang terpasang di rumahnya, salah satu bukti, bahwa Gusdek orang yang berduit tebal. Tapi belum diketahui, dari mana pasokan uang yang didapatnya, meski dia hanyalah pengusaha jual beli mobil bekas. Ada dugaan, Gusdek merupakan kaki tangan jaringan togel Singapura Malaysia, yang menginginkan Gusdek beroperasi di wilayah Bali.
Empat CCTV yang harganya mahal itu, ditempat dilokasi strategis, ada yang dihalaman dan diluar pintu gerbang rumah. Pemasangan empat unit CCTV ini bertujuan, untuk memantau orang-orang yang masuk keseputaran rumahnya. Saat pasukan Polsek Kuta Utara masuk ke rumah, Gusdek tak ada di rumah. Yang ditemukan adalah istrinya Ni Luh Made Ani Eliani alias Ibu Jero. Itu pun saat pengerebekan, 19 Desember 2008 pukul 09.00 Wita, Ibu Jero ngumpet di kamar sedangkan, pembantunya sembunyi di kolong tempat tidur.
Pengungkapan perangkat elektronik judi togel, berawal dari kecurigaan polisi didalam kamar mandi. Ibu Jero mengatakan, pintu tak bisa dibuka karena terkunci dari dalam. Polisi pun membuka paksa dan masuk kedalam. “Kita curiga ada apa didalam kamar mandi,†jelas Kanitreskrim Iptu Arief Prasetyo, di mapolsek Kuta Utara, Senin (22/12).
Kecurigaan mendasar, saat polisi melihat ada rak besar berwarna hijau di kamar mandi. Rak besar itu digunakan untuk menyimpan sabun dan alat-alat mandi. Disamping rak besar itu, menempel remote AC. Disinilah petugas mulai curiga, kenapa ada remote, sementara AC tidak ada di kamar mandi. Saat petugas memaksa mendorong rak besar itu, langsung tergeser. Ternyata dibalik rak besar itu, ada ruangan besar yang dipakai Gusdek sebagai tempat ruangan operasional togel. Disanalah petugas menemukan perangkat elektronik untuk operasional judi togel dan computer untuk mengontrol CCTV.
Wakapolres Badung Kompol Komang Sandy Arsana SIK mengatakan, Gusdek melebarkan jaringan peredaran togel yang buka pada Selasa dan Jumat itu, dikawasan Badung-Denpasar-Singaraja-Bangli-Lombok. Setiap harinya, omzet bernilai Rp 75 juta dan sebulannya mencapai 1,5 milyar. Namun polisi tetap tidak percaya, karena operasinal togel yang dijalankan Gusdek sudah berlangsung selama dua tahun. Dan dimungkinan lebih dari 1,5 milyar perbulannya.
Jumlah pemasukan sebesar itu bisa dikatakan ada benarnya. Pasalnya, Gusdek sendiri yang mencari pengepul dan pengecer untuk menjalankan bisnisnya. Tak jarang pula, pengepul yang direkrut, ikut merekrut pengecer. Imbalan atau bonus yang mereka terima (pengecer pengepul) dari hasil penjualan togel, bervariasi.
Bagi pengecer menerima imbalan 35% dari hasil penjualan togel perharinya. Sementara pengepul diberikan imbalan 5%. Sejatinya, ada 10 pengepul dan puluhan pengecer yang tersebar di Bali, ikut andil menjual togel milik Gusdek.
Sementara, untuk buku tabungan BCA, Bank Mega, ditegaskan Kompol Sandy, belum diblokir. Namun polisi masih melakukan penyelidikan lebih mendalam, terkait penemuan buku tabungan itu. “Sementara ini kita masih menunggu hasil penelitian Cyber Crime Polda Bali, mengenai data yang ada di computer dan laptop milik Gusdek. Gusdek sudah kita masukkan kedalam daftar DPO,tegas mantan Kasatreskrim Poltabes Denpasar ini.
Reporter: bbn/bgl
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
