Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comSaya Sudah Biasa Mandiri dan Miskin
Besang
BERITABALI.COM, KLUNGKUNG.
Bali identik dengan daerah tujuan wisata internasional berikut 'berkah' dollarnya. Namun di balik semua itu, ternyata masih ada warga yang hidup di bawah garis kemiskinan. Salah satu warga yang hidup sebatang kara dan juga miskin, adalah Pekak atau kakek Wayan Darma (90).
Ditemui Selasa (22/7), pekak Darma tampak sedang sendirian di gubuknya, di Desa Besang Tengah, Kecamatan Klungkung. Gubuk ini tidak tepat disebut rumah karena hanya berukuran 1,5 x 2 meter dengan ketinggian atap kurang dari 2 meter.
Gubuk tempat tinggalnya sungguh sangat memprihatinkan, dimana terdapat lubang di sana-sini. Kondisi dapur pekak Darma juga sama memprihatinkan, berukuran sama dengan gubuk tempat tidurnya.
Di dalam dapur hanya ada peralatan memasak berupa panci dan ketel untuk memasak air.
Meski sudah berusia uzur, pekak ini masih ingat masa lalunya dengan baik. Menurut Darma, orang tuanya bernama Pan Seririt dan Ni Ketut Sada.
Sebagai anak tunggal yang ditinggal mati orang tuanya semenjak kecil, Pekak Darma sudah hidup mandiri. Salah satu pekerjaan yang masih dilakukannya sampai saat ini adalah mencari semak 'ata', bahan untuk tali dari tumbuhan menjalar.
"Hasil dari menjual 'ata' tersebut untuk hidup sehari-hari. Dulu waktu saya muda, saya bisa memanjat pohon kelapa hingga 25 pohon sehari," katanya.
Semasa mudanya, Pekak Darma juga masih ingat betul ikut kerja Rodi pada jaman penjajahan Belanda dulu. "Sewaktu saya kerja Rodi saya sudah berumur 25 tahun," ujarnya.
Begitu pula pada saat penjajahan Jepang, Pekak Darma pernah diangkat menjadi senandan (Hansip sekarang).
Ketika ditanya soal kehidupan pribadinya, Pekak Darma mengaku tidak menyesal untuk tidak menikah sampai sekarang. "Kalau saya cari cewek pasti dapat, tapi saya tidak ada keinginan untuk menikah," ungkapnya.
Untuk bersembahyang di pura keluarga yang diwarisinya, pekak melaksanakan ritual itu sendiri termasuk menyiapkan sesaji.
"Semuanya masih saya ingat dengan baik, tetapi penyakit rematik yang sering kumat membuat saya tidak bisa bekerja maksimal," pungkasnya. (igs)
Reporter: bbn/rob
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
