Korban 'Peristiwa Monas' Testimoni di Denpasar
Denpasar
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Lima korban peristiwa Monas yang tergabung dalam Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) menggelar acara testimoni di Gedung Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Bali Denpasar, Jumat (13/6).
Para korban tersebut, Nino Graciano, Ni Wayan Sukmawati, Maya Safira Muchtar, Ni Nyoman Asiana Diputri, dan Bernartinus Winarno.
Selain bercerita tentang pengalaman pemukulan yang menimpanya, mereka juga mengkritisi sekaligus meluruskan opini yang berkembang bahwa seolah-olah gerakan aksi damai memperingati hari lahirnya Pancasila itu didanai bahkan dibayar pihak-pihak tertentu.
“Kami murni melakukan aksi damai dalam memperingati lahirnya Pancasila. Bahkan nyaris acara itu batal karena ketiadaan dana, namun akhirnya bisa dengan mengusahakan biaya sendiri,” papar Maya di hadapan puluhan wartawan dan undangan dari berbagai instansi dan lembaga, antara lain Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali, Ida Bagus Wiyana, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Bali, Nengah Usdek Maharipa, dan juga Anand Khrisna.
Maya mengatakan, rencana aksi damai memperingati kelahiran Pancasila di Monas itu akan diisi pawai budaya menuju bundaran HI, yang intinya menggemakan jayalah Indonesia yang diiringi lagu-lagu. Dia menyebutkan secara keseluruhan ada sekitar 12 ribu peserta yang ikut dalam acara dari berbagai elemen masyarakat, lintas suku dan agama.
Namun belum sampai acara dimulai karena belum semua berkumpul, tiba-tiba ada serangan dari kelompok FPI. Beberapa di antaranya terkena pukulan. Nino Gracia dan Asiana Diputri malah sempat mengalami gegar otak ringan dan kepalanya benjal benjol.
Sesuai rencana, kata Maya yang juga Ketua Umum National Integration Movement (NIM), acara testimoni serupa juga akan digelar di daerah-daerah lain di Indonesia, yang tujuannya agar masyarakat tahu kejadian yang sebenarnya di Monas pada 1 Juni tersebut. (sss)
Reporter: -
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
