Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comKapolda : Pecalang Jangan
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Persiapan matang menjelang perayaan hari raya Nyepi, telah dilakukan. Ribuan polisi akan dikerahkan dalam perayaan Tahun Baru Caka 1930 yang jatuh pada tanggal 7 Maret nanti. Bagi pecalang, diharapkan tidak over acting dan menyampaikan secara santun, apabila menemukan pendatang baru yang tidak mengerti budaya Bali (Nyepi, Red).
Demikian solusi yang diusulkan dalam pertemuan di Mapolda. Hadir dalam pertemuan, Kapolda Bali Irjen Pol Paulus Purwoko, Wakapolda Bali Brigjend Pol Andi Chaerudin, kalangan Muspida dan Majelis Desa Pakraman wilayah Kabupaten dan Kodya Madya.
Pertemuan yang berlangsung lebih kurang dua jam itu menghasilkan poin-poin tertentu dalam pelaksaan hari raya Nyepi. Disebutkan, ada beberapa langkah pengamanan yang harus dipatuhi selama perayaan dari mulai Pengerupukan hingga Nyepi.
Setidaknya, bagi umat Kristiani yang merayakan Paskah diundurkan dan sholat Jumat tetap berjalan. Dengan catatan, pada waktu shalat Jumat, diharapkan tidak mengeraskan suara microphone.Sejumlah perwakilan dari Majelis Desa Pakraman juga menyetujui keberadaan polisi menjadi pecalang. Diharapkan dengan cara seperti ini (polisi jadi pecalang, Red), keamanan pada hari raya Nyepi benar-benar terjamin.
Usulan ini disambut antusiasme Kapolda Bali Irjen Pol Paulus Purwoko.
Disela-sela konsolidasi pelaksanaan Nyepi, Kapolda mengatakan, pihak kepolisian akan menerjunkan 1600 personil. Ribuan personel akan melaksanakan pengamanan sebelum hari raya Nyepi (pengerupukan) dibantu Satpol PP yang akan mendata identitas penduduk.
Kapolda menerangkan, bagi anggota polisi yang merayakan Nyepi di kampungnya masing-masing, sebaiknya ikut melakukan pengamanan sebagai krama setempat.
“Polisi jadi pecalang saya setuju. Bagi anggota polisi yang kumpul dengan keluarga di kampung, sebaiknya ikut melakukan pengamanan sebagai krama yang melaksanakan tugas pecalang,” tegasnya. Kapolda juga mengharapkan, bagi para pecalang yang bertugas tidak galak-galak dan over acting.
Apabila menemukan umat lain yang tidak memahami budaya Nyepi, sebaiknya ditegur dengan santun. Memberikan kesempatan pada umat lain untuk mengerti dan tidak mengulangi hal serupa. Begitu pula dengan pawai ogoh-ogoh. Kalau tahun lalu jumlah ogoh-ogoh mencapai 2604, tahun ini membengkak menjadi 3110. Ini sangat krusial, melihat jumlah ogoh-ogoh lebih banyak dari desa pakraman.
Dalam pertemuan, disepakati pengarak ogoh-ogoh dilarang membawa keris dan tidak mabuk-mabukkan. Dampak yang ditimbulkan akibat mabuk-mabukkan, bisa berbuat anarkis.Kepolisian, menurut Kapolda, akan terus meningkatkan razia minuman keras. Ditegaskannya, sejumlah Polres dan Poltabes segera melaporkan hasil razia tanggal 3 Maret nanti.
Reporter: bbn/bgl
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
