Bisa Diklaim Malaysia
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Belakangan ini ekspor barang kerajinan (handicraft) Bali banyak yang masih setengah jadi. Di negara tujuan seperti Malaysia, barang-barang itu selanjutnya difinishing dengan corak yang disesuaikan dengan kekhasannya.
Hal ini dikeluhkan Ketua Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Bali, I Gde Wiratha. Sebab, dalam hitung-hitungan selain nilai jualnya lebih rendah juga cenderung mengurangi volume pekerjaan di daerah sendiri, yang juga bisa berdampak berkurangnya lapangan kerja.
Bahkan Wiratha mengkhawatirkan, bisa saja di masa-masa mendatang, produk kerajinan yang sebenarnya asli Bali itu bisa diklaim Malaysia.“Ini perlu dipertanyakan ke Menteri Perindustrian dan Perdagangan,” ujar Wiratha, ketika ditemui Rabu (6/2) di Denpasar.
Untuk lingkup lokal, Wiratha juga mendesak DPRD Bali untuk berbuat sesuatu agar bisa melindungi kreativitas masyarakat. Misalnya diupayakan dibuat peraturan daerah yang melarang ekspor barang kerajinan setengah jadi ke luar negeri.Menurut Wiratha yang juga salah satu kandidat gubernur Bali lewat Partai Golkar, kualitas barang kerajinan tangan Bali dikenal unggul di mancanegara. Sementara barang-barangpabrikasi masih didominasi China.
Salah satu komoditi ekspor asal Bali yang belakangan ini melonjak adalah sarung Bali. Dia sebutkan tiap tiga bulan, Bali mengekspor 4 juta potong sarung khas Bali dengan tujuan Afrika. Sedangkan barang ekspor lainnya yang juga diminati di luar negeri antara lain, furniture, gantungan kunci, hiasan dinding, tas, sandal, dan batu paras berukir. (sss)
Reporter: bbn/ctg