Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comPetulu, Desa Pelestari Ribuan Burung Kokokan
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Obyek wisata Desa Petulu, Ubud, Gianyar dikenal sebagai tempat bersarang dan berkembangbiaknya ribuan burung kokokan atau bangau. Pasca merebaknya kasus flu burung di Indonesia, minat kunjungan wisatawan ke tempat ini tidak berkurang dan cenderung masih normal.
Memasuki Desa Petulu, Ubud Gianyar, wisatawan yang datang sudah disuguhi pemandangan unik. Batang pohon dan ruas jalan di desa ini tampak dipenuhi kotoran burung bangau atau oleh warga setempat biasa disebut kokokan.
Setiap jam lima pagi, ribuan burung bangau yang berwarna putih, kuning, dan hitam pergi meninggalkan Desa Petulu untuk mencari makan. Sore harinya sekitar pukul 6 waktu setempat, ribuan burung bangau ini kembali ke sarangnya di pucuk pohon untuk beristirahat.
Fenomena unik ini menjadi tontonan yang menarik bagi para wisatawan asing maupun domestik yang berkunjung ke desa ini. Pasca merebaknya kasus flu burung, kunjungan wisatawan ke Desa Petulu masih stabil yakni antara 300 hingga 1000 wisatawan per bulannya.
Menurut klian Desa Petulu, Nyoman Sada, desa ini mulai menjadi tempat bersarang dan berkembangbiak ribuan burung bangau sejak tahun 1965, usai dilakukannya sebuah upacara agama besar di pura desa setempat.
Untuk menjaga kelestarian burung ini, pihak desa menerapkan awig-awig atau aturan desa dengan sanksi berat. “Bagi para pemburu burung didenda 1 juta rupiah untuk setiap ekor yang ditangkap. Selain itu ia juga harus menggelar upacara agama dengan biaya hingga 5 juta Rupiah, jelas Nyoman.
Reporter: bbn/sas
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
