News

Program Work from Bali, Siapa yang Diuntungkan?

 Selasa, 08 Juni 2021, 01:20 WITA

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Beritabali.com, Denpasar. 

Program Work From Bali adalah program “affirmative action” yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia dalam rangka pemulihan pariwisata Bali dan sekaligus pemulihkan perekonomian Bali. 

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa yang didampingi Kepala Biro  Ekbangi, Tjok Bagus Pemayun, dan perwakilan dari Bappeda, Wayan Sudarsa di Jakarta pada hari terakhir pelaksanaan Roadshow Work From Bali Jumat (4/6). 

Selain ke lembaga pemerintah roadshow juga menyasar perusahaan swasta khususnya e-comerse. Roadshow ini dilakukan dalam rangka memberikan pemahaman agar para Kementerian maupun lembaga pemerintah maupun swasta untuk mau berkunjung, melaksanakan kegiatan maupun bekerja dari Bali.

Roadshow ini dilakukan dalam rangka memberikan pemahaman agar para Kementerian maupun lembaga pemerintah maupun swasta untuk mau berkunjung, melaksanakan kegiatan maupun bekerja dari Bali

Dengan banyaknya orang yang melaksanakan kegiatan dari Bali, maka akan berpengaruh terhadap akupansi usaha akomodasi, adanya transaksi di berbagai sektor khususnya di Pariwisata yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi di Bali. 

"Seperti diketahui saat ini di kwartal pertama pertumbuhan ekonomi Bali terkontraksi minus 9,8% itu artinya tidak ada pergerakan ekonomi di Bali bahkan minus, maka dari itu kita harus memperbanyak demand bagi akomodasi, transportasi maupun UMKM yang mendukung pariwisata Bali," jelasnya. 

Selain itu program ini juga sebagai trial terhadap segala usaha yang telah dilakukan untuk membangkitkan pariwisata Bali dari menciptakan Tust yaitu melaui sertifikat CHSE, simulasi Implementasi CHSE, vaksinasi dan lain sebagainya.

"Sekarang saatnya kita harus Trial sebelum wisatawan melakukan Traveling ke Bali. Ini adalah bagian dari tiga T yang kita laksanakan selama ini yaitu Trust, Trial dan Travelling, tentunya dengan tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan," katanya. 

Jika Program ini berhasil, maka kata dia, hal ini juga akan menjadi media promosi yang akan meningkatkan kepercayaan atau Trust bagi wisatawan asing untuk datang ke Bali. 


Dari hasil kunjungannya ke beberapa lembaga, hampir semua lembaga menyatakan sangat mendukung program ini, akan tetapi masing-masing lembaga akan mencari format yang tepat sehingga program ini dapat mencapai sasaran dan tidak melanggar peraturan dan perundang-undangan yang ada.

Ketua Bali MICE Forum Putu Gede Wiwin Gunawasika, menyambut baik dan sangat mengapresiasi usaha pemerintah dalam rangka memulihkan pariwisata Bali. Kegiatan roadshow ini menurutnya ibarat sebuah oase di padang pasir yang sedikit memberi harapan di tengah kehausan yang dirasakanan sudah cukup panjang. 

"Mudah-mudahan program ini berjalan dengan lancar sehingga akan benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat Bali," ungkapnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana menjelaskan Work from Bali (WFB) tentu dinilai berdampak positif, secara langsung maupun tidak langaung. Konsep WFB pada dasarnya agar ada putaran uang yag masuk di Bali, terlepas sedikit atau banyak yg menetes ke masyarakat Bali secara umum.

"Mungkin tidak begitu signifikan terhadap perekonomian Bali secara keseluruhan, tapi aktivitas WFB dari sisi ekonomi tetap positif," ujarnya, Senin (7/6/2021). 

Paling tidak, lanjutnya, hotel-hotel tempat para PNS/Karyawan BUMN Pusat itu berdomisili (home base) selama di Bali, akan mempekerjakan karyawannya yang selama ini dirumahkan. Sehingga para karyawan memperoleh penghasilan yang kemudian bisa dibelanjakan untuk kepentingan dirinya dan keluarganya. 

Dengan belanjanya para karyawan hotel itu, maka para pedagang yang sangat sepi pembeli di masa sebelumnya, akan dapat menjual barang  dagangannya. Demikian seterusnya. Itu berarti, akan terjadi multiplier effect (efek pengganda) terhadap perekonomian Bali. 

Termasuk juga yang memperoleh pendapatan adalah para pedagang sayuran dan daging, karena pasti hotel-hotel tempat berdomisili PNS/Karyawan BUMN  Pusat itu akan membeli kebutuhan untuk konsumsi tamunya. Artinya, sebutnya, pedagang sayuran, pedagang daging, petani sayuran dan peternak, akan memperoleh pendapatan. 

"Meski tidak terlalu banyak, karena hanya beberapa hotel yang ditempati oleh para PNS/Pegawai BUMN asal Jakarta itu.

Dengan WFB, banyak aktivitias ekonomi akan bergeliat kembali, walapun tidak secara massif," katanya. 

Siapa yang diuntungkan? 

Terkait siapa yang memperoleh keuntungan dari kebijakan ini, Prof Raka Suardana menyebut tentunya para pemilik hotel baik bintang lima dan bintang empat yang digunakan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa hotel-hotel yang tersebar di Nusa Dua dan Sanur banyak masyarakat Bali yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung.
 

Penulis : bbn/tim






Tonton Juga :





Hasil Polling Calon Walikota Denpasar 2024

Polling Dimulai per 1 September 2022


Trending