News

Memanfaatkan Limbah Sisa Makanan di Hotel Menjadi Pakan Anjing Terlantar

 Sabtu, 17 Februari 2018, 16:35 WITA

Beritabali.com/mul

IKUTI BERITABALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Beritabali.com, Denpasar. 

Beritabali.com, Denpasar. Limbah hotel sering menjadi masalah, apalagi jika salah dalam melakukan pengelolaan. Namun sebuah inspirasi ditawarkan oleh seorang pencinta anjing di Bali bernama Pande Nyoman Sarini. Ibu dua anak yang akrab dipanggil Lenny Pande menawarkan untuk memanfaatkan limbah sisa makanan di hotel menjadi pakan bagi anjing terlantar ataupun anjing peliharaan milik masyarakat di sekitar hotel. Ide tersebut berawal dari undangan  dan jamuan makan yang biasa dihadiri di beberapa hotel di Bali.

“Saya  menjadi tersentuh dengan sisa makanan yang ada. Baik itu dari piring saya sendiri maupun dari tamu hotel itu sendiri.  Saya mencoba mengamati dan menelaah  apa yang bisa saya secara pribadi lakukan agar limbah makanan di hotel ini bermanfaat,” ungkap Lenny Pande yang saat ini memiliki posisi sebagai Direktur Visitors Guide to Bali saat ditemui di Denpasar pada Sabtu (17/2/2018)

Lenny Pande yang selama ini aktif dalam upaya penyelamatan anjing dan kucing bersama rekan-rekannya mencoba untuk mendekati rekanannya di hotel untuk melaksanakan ide memanfaatkan limbah sisa makanan hotel sebagai pakan anjing. Apalagi setiap hari harus memberikan makanan  pada anjing dan kucing dibeberapa spot kota Denpasar.

”Ada beberapa anjing liar yang saya beri makan setiap harinya, secara pribadi saya masih bisa men-support mereka. Bersamaan dengan itu saya teringat dengan salah satu partner media kami Furama Xclusive Villas yang dalam diskusinya dengan saya meminta saran kepada saya hal apalagi yang bisa mereka lakukan untuk program CSR tahunan mereka,” tutur Lenny.

Tawaran wanita kelahiran 23 Maret 1973 tersebut ternyata disetujui oleh manajemen Furama Xclusive dan sepakat untuk mendukung salah satu shelter penampungan satwa yang secara kebetulan berlokasi masih di area yang sama.

“Gayung bersambut, setelah melakukan peninjauan ke lokasi yang dimaksud kami bersepakat untuk melakukan donasi sisa makanan ke shelter penampungan satwa yang dimaksud.  Dan syukurnya ternyata pihak manajemen Furama Xclusive beserta team tertarik untuk melakukannya minimal 2 X dalam seminggu,” ujar wanita yang saat ini dipercaya sebagai Public Relations (PR) Consultant Pramana Experience. 

Menurut Lenny Pande, saran berupa donasi makanan sisa juga sejalan dengan filosofi Hindu Bali yaitu Tri Hita Karana, dimana salah satunya adalah harmoni terhadap alam. Satwa liar adalah bagian dari alam itu sendiri dan tidak membuang limbah makanan adalah salah satu bentuk menjaga kelestarian alam.

General Manager Furama Villas & Spa Ubud-Bali I Wayan Sumandia mengungkapkan selama ini rata-rata jumlah limbah sisa makanan dalam sehari mencapai 1-2 kg. Limbah lainnya berupa striming atau potongan sayur  dan lain-lain  dlm sehari bisa mencapai 2,5 kg. “limbah makanan kami sangat tergantung dengan hunian,” kata Sumandia.

Sumandia mengakui sebelumnya sisa makanan di minta oleh karyawan hotel utk di berikan ke hewan peliharaan mereka di rumah. Namun saat ini semua sisa makanan akan fokus dibawa ke shelter atau pengelola  anjing terlantar tersebut.  “Kalau ada lebih, mungkin ke depan kami akan mencari tempat lain selain yang kami ajak kerjasama sekarang,” ungkap Sumandia.

Sumandia menuturkan selama ini limbah sisa makanan diambil langsung oleh pihak shelter setiap 3 hari sekali atau 2 kali seminggu. Program kerjasama ini telah berlangsung sejak Juni 2017 dan diharapkan dapat berkesinambungan.  Apalagi respon dari pihak shelter sangat bagus, karena selama ini pihak shelter sering kewalahan untuk mencari supplay bahan makanan untuk anjing-anjing yang diselamatkan.

Sumandia mengungkapkan hingga kini belum mempertimbangkan untuk mengajak hotel lain berpartisipasi dalam pemanfaatan limbah sisa makanan sebagai pakan anjing dan kucing. “Kami akan sangat senang apabila hotel-hotel lain bisa menerapkan hal sama seperti yang kami lakukan, karena ini juga bagian dari CSR atau istilah kita di Bali kita sebut dengan yadnya,” jelas Sumandia.

Sumandia menambahkan bahwa tidak ada target apapun dalam aksi yang dilakukan. Dimana hal yang menjadi tujuan adalah bisa menolong dan membantu sesama mahluk hidup. Implementasinya dengan berusaha mencoba untuk memberikan perhatian sedikit ke mahluk hidup lain selain manusia yaitu melalui pemberian bantuan berupa sisa makanan ke anjing-anjing  terlantar yang diselamatkan oleh pengelola Shelter.

“Untuk program ikut peduli kepada satwa terutama anjing-anjing lokal Bali kami kira masih sangat minim,  padahal bagi kami, anjing di Bali itu sangatlah penting untuk di pelihara, di jaga dan diselamatkan dari kepunahan, karena bagi kami orang Bali, Anjing itu adalah sahabat sekaligus penjaga kami. Anjing bukanlah musuh untuk diburu dan dimusnahkan,” tegas Sumandia.[Muliarta]

Penulis : bbn/mul






Tonton Juga :





Hasil Polling Calon Walikota Denpasar 2024

Polling Dimulai per 1 September 2022


Trending