Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan

Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Ini Makna Bhuta Kala Menurut Hindu Bali
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Masyarakat Bali meyakini bumi dan samudera secara niskala juga dimiliki oleh bentuk yang ajaib dan tujuan yang jahat, yaitu bhuta kala (yang secara harfiah berarti buta waktu).
Thomas A reuter menjelaskan dalam bukunya Custodians of The Sacred Mountains bahwa selain wong alus, masyarakat Bali meyakini pula adanya bhuta kala.
Bahkan dewa-dewa pun ketika marah dan diabaikan dapat menjadi bhuta kala, dimaknai sebagai suatu katagori yang bersifat destruktif terhadap kehidupan, kesehatan, kesuburan, dan kemakmuran.
Dalam beberapa mitos yang dicatat masyarakat setempat, dijelaskan bahwa bhuta kala itu sendiri selama mereka dianggap sebagai makhluk yang sebenarnya dan bukan sebagai watak, sesungguhnya adalah makhluk yang baik.
Mereka mendapat bentuk yang seram dan tempat yang rendah karena imajinasi manusia, yang pada akhirnya telah menggantikan mereka dari dunia.
Dewa-dewa pun disebut telah mengutuk bhuta kala sehingga mereka harus bersembunyi di dalam bumi dan memakan kotoran dalam bentuk anjing, karena mereka telah mencemoohkan para dewa ketika bertaruh para dewa akan gagal dalam upaya menciptakan para leluhur pertama dari jenis manusia (biasanya dari tanah dan kayu).
Maka, Masyarakat Bali terutama orang pegunungan menyadari pentingnya mempersembahkan darah melalui pengorbanan binatang (caru) yang dilakukan secara sering dan teratur untuk menjaga tapal batas dunia manusia dari penyerobotan langkah makhluk-makhluk halus.
Caru difungsikan sebagai sebagai tindakan preventif untuk mencegah para penduduk tanah yang terdahulu (bukan manusia) agar jangan melakukan upaya balas dendam.
Reporter: Kominfo NTB
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
