Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan
Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Begini Suasana Bali di Awal Penjajahan Jepang
Minggu, 14 Agustus 2016,
05:05 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Begitu tahu Belanda kalah, banyak penduduk Bali yang mengungsi ke pedalaman. Mereka ketakutan, karena sebelumnya Belanda menyebut tentara Jepang akan merampas hak penduduk, berbuat kejam, dan memperkosa para wanita.
Akibatnya, satu dua hari sejak kedatangan tentara Jepang, suasana Bali mencekam. Belakangan tentara Jepang menyebarkan propaganda tandingan. Mereka memberitahu warga Bali kalau orang Jepang baik-baik, dan tujuan mereka ke Bali untuk mengusir penjajah Belanda. Ketegangan menjadi sedikit mereda.
Sedikit demi sedikit penduduk mulai pulang ke rumahnya. Namun rasa takut kepada orang Jepang masih terasa. Jika ada pesawat tempur terbang rendah, penduduk spontan berlarian masuk lubang perlindungan atau bungker. Bungker-bungker ada di pasar dan sekolah, semua dibangun atas perintah Belanda.
Dalam Buku Biografi Drs. I Nyoman Sirna MPH, "Sang Guru, Sebuah Memoar Tentang Perjuangan dan Pengabdian", yang ditulis Indrawati Muninjaya, Nyoman Sirna menuturkan, sesuai petunjuk Belanda, di dalam lubang bungker, warga harus menutup telinga dengan kapas dan menggigit potongan karet yang terbuat dari ban bekas untuk melindungi gigi.
Pada 8 Maret 1942, Belanda resmi menyerah kepada Jepang di Kalijati, Subang. Sejak itu pemerintah kolonial Jepang berkuasa di Indonesia termasuk Bali. Mereka langsung mengumumkan berbagai kebijakan baru. Sebagian besar terkait mobilisasi logistik untuk mendukung operasi militer Jepang di Asia.[bbn/rls/psk]
Berita Premium
Reporter: bbn/psk
Berita Terpopuler
01
02
Hungaria Tawarkan 100 Beasiswa Tiap Tahun untuk Anak Muda Bali
Dibaca: 461 Kali
03
04
Teluk Gilimanuk Dipadati Wisatawan Manis Kuningan
Dibaca: 379 Kali
05
Pengendara Tabrak Tugu Buaya di Mendoyo, Dua Orang Luka
Dibaca: 367 Kali
ABOUT BALI
Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Senin, 22 September 2025
Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Sabtu, 20 September 2025
Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Sabtu, 23 Agustus 2025
Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
Jumat, 30 Mei 2025
29 Pasangan Ikuti Nikah Massal di Pengotan
Kamis, 15 Mei 2025