Tiga Sekawan Jalan Kaki dari Sukawati Tangkil ke Pura Besakih, Ditempuh 11 Jam
Senin, 08 April 2024
News
Wadu Pa'a, Situs Peninggalan Agama Budha di Bima
Selasa, 17 Mei 2022, 10:30 WITA
beritabali/ist/Wadu Pa'a, Situs Peninggalan Agama Buddha di Bima.
Situs Wadu Pa'a, atau Batu Pahat merupakan salah satu situs candi tebing yang berada di Desa Kananta Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Masyarakat Bima mayoritas beragama Islam. Namun diperkirakan sebelumnya, pernah ada masuk pengaruh Buddha. Ini terbukti dengan adanya warisan budaya yang dikenal dengan sebutan Wadu Pa'a.
Wadu Pa'a sendiri dalam bahasa suku Mbojo terbagi menjadi dua kata yakni Wadu Pa'a. Bila diartikan dalam Bahasa Indonesia menjadi Batu untuk Wadu dan Pahat untuk Pa'a. Jadi Wadu Pa'a adalah Batu yang dipahat.
Ukiran - ukiran pada Wadu Pa'a mengandung nilai seni ukir yang sangat tinggi karena media ukirannya bukan batu biasa. Melainkan tebing -tebing batu yang berbentuk Stupa dan terdapat ukiran bercorak Sang Buddha, persis seperti relief yang ada di Candi Borobudur.
Konon ceritanya pada masa lampau, tepatnya pada abad ke-11. Batu itu dipahat dua orang bersaudara yakni Indra Zamrud dan Indra Komala yang merupakan anak bangsawan dari Kerajaan Majapahit, Jawa Timur yang bernama Sang Bima, buah perkawinan dari salah satu putri seorang Ncuhi. Ncuhi waktu itu sebutan pemimpin suatu wilayah di Bima atau Kepala Suku sebelum zaman kerajaan.
Budayawan Bima, Alan Malingi dalam bukunya "Legenda Tanah Bima, " yang mendeskripsikan di blog "Romantik Bima" menceritakan, saat Sang Bima Hendak meninggalkan tanah Bima, dia didatangi oleh para Ncuhi untuk diminta kesediaan menjadi pemimpin tanah Bima. Pada saat itu, Sang Bima sedang memahat tebing kaki bukit Lembo, Dusun Sowa, Desa Kananta, kecamatan Soromandi, yang akhirnya tenar dengan Wadu Pa'a.
Senin, 08 April 2024
Senin, 01 April 2024
Kamis, 11 April 2024
Rabu, 17 April 2024
Sabtu, 06 April 2024