Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan
Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Pementasan Tari Sanghyang Dedari dan Sanghyang Jaran Gading yang Hampir Punah
                                
                                    Minggu, 16 April 2017,
                                    13:20 WITA
                                
                                                                                                
                                    
                                         Follow
                                    
                                
                                                            
                            
                                    
                                        IKUTI BERITABALI.COM DI
                                        
                                          GOOGLE NEWS
                                        
                                    
                                
                                                                                                                                                                                                    
                            BERITABALI.COM, KARANGASEM.
	Beritabali.com, Karangasem. Setiap setahun sekali di Desa Geriana Kauh, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem  dilaksanakan sebuah tradisi yang sangat unik yaitu Tarian sakral Sanghyang Dedari dan Sanghyang Jaran Gading. 
	Tari Sakral Sanghyang Dedari yang ada di Geriana Kauh merupakan satu-satunya tari Sanghyang yang masih rutin dipentaskan setahun sekali, tari sakral Sangyang Dedari sudah mendapatkan pengakuan  dari UNESCO sebagai warisan budaya dunia yang hampir punah. 
	[pilihan-redaksi]
	“Tarian sakral ini dipentaskan menjelang Embud Padi “Mase” (red: padi yang ditanam setahun sekali tanpa didahului oleh tanaman apapun) jenis padi yang ditanam pun berbeda yakni jenis Padi “Taun” yang sangat langka memiliki ciri-ciri khusus sperti bijinya lebih besar,” ujar Jero Bendesa Geriana Kauh I Wayan Brata saat ditemui usai melaksanakan persiapan (16/4). 
	Menjelang dilaksanakannya tradisi Tari sangyang Dedari dan Sanghyang Jaran Gading ini terlebih dahulu dilakukan prosesi “matur piuning” di 10 pura yang ada dalam lingkungan desa seperti, Pura Puseh, Pure Pejenengan, Pura Bale Agung, Prapatan, pura Dalem, Kuburan Sanghyang dan lainnya.
	Tari Sanghyang Dedari ini dipentaskan oleh lima anak-anak perempuan dari desa Geriana Kauh yang masih suci dan belum pernah mengalami menstruasi. Sementara, Tari Sanghyang Jaran Gading dipentaskan oleh laki-laki itupun oleh “pekayuan” Ide sanghyang Jaran Gading jumlahnya tidak bisa ditentukan. 
	Sanghyang Dedari dipentaskan pada melam hari sekitar puku 20.00 WITA di areal Catus Pate tanpa iringan instrumen gambelan hanya menggunakan tembang atau nyanyian khusus disebut “gending Sanghyang” yang dinyanyikan oleh 12 orang krama Desa Geriana Kauh. 
	Hiasan penari pun tidak boleh memakai emas dan sejenisnya. Penari harus memakai bunga alami seperti jepun dan sandat.
	“Untuk alur tarian Sanghyang Dedari dan sanghyang Jaran Gading terlebih dulu dilaksanakan prosesi “mekukup” (ngerauhang Ide sanghyang) setelah itu penari akan mengalami “kerauhan” kemudian penari akan bergerak menari secara tidak sadar mengikuti alunan nyanyian Sanghyang, jika tembangnya mengarahkan naik, maka sanghyang Dedari akan naik keatas bambu yang khusus disiapkan untuk prosesi Sanghyang Dedari ini,” ditambahkan Brata.
	Sedangkan untuk pementasan tari Sanghyang Jaran Gading dilaksanakan pada tempat yang berbeda yaitu di depan Pura Pejenengan Desa Geriana Kauh. Tarian Sanghyang Jaran Gading dipentaskan oleh laki-laki yang di pilih secara “niskale” oleh Ide Sanghyang Jaran Gading. Jumlahnya pun tidak bisa ditentukan tergantung “pekayunan Ide”.
	[pilihan-redaksi2]
	Pada prosesi pementasan tarian Sanghyang Jaran Gading, juga dilaksankan ritual “mekukup” setelah “Ide Ngerauhin” penari akan berlarian di areal pementasan dengan mengikuti alunan Gending Sanghyang. Di tengah-tengah pementasan, penari Jaran Gading yang sudah “kerauhan” akan berlarian  melewati bara api yang sudah disiapkan khusus dari “sambuk” (batok kelapa) oleh masyarakat Geriana Kauh.
	Tujuan utama dilaksanakannya tradisi sanghyang ini adalah untuk memohon berkah, kemakmuram, dan keselamatan khususnya untuk seluruh masyarakat Geriana Kauh. [igs/wrt]
Berita Karangasem Terbaru
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                                                                                Berita Premium
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                                            Reporter: -
Berita Terpopuler
                    01
                    
                
				
                    02
                    
                        
                
				Pedagang Pasar Kumbasari Cemas Tukad Badung Meluap Lagi
Dibaca: 666 Kali
                    03
                    
                        
                
				Gudang BRI Ubud Ambruk Akibat Longsor
Dibaca: 635 Kali
                    04
                    
                        
                
				Salak Karangasem Resmi Jadi Warisan Pertanian Dunia versi FAO
Dibaca: 620 Kali
                    05
                    
                        
                
				Klarifikasi PHDI Soal Seleksi Rektor UNHI
Dibaca: 614 Kali
ABOUT BALI
					Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
						    Senin, 22 September 2025
						
					
					Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
						    Sabtu, 20 September 2025
						
					
					Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
						    Sabtu, 23 Agustus 2025
						
					
					Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
						    Jumat, 30 Mei 2025
						
					
					29 Pasangan Ikuti Nikah Massal di Pengotan
						    Kamis, 15 Mei 2025